Sumenep, locusjatim.com –Tape singkong khas Pordapor dan Dungdang, Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep, menjadi buruan masyarakat selama Ramadan. Teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis alami menjadikannya favorit sebagai takjil berbuka puasa. Tak heran jika permintaan melonjak hingga 90%, bahkan harga ikut naik karena stok yang semakin terbatas.
Musfik, seorang produsen tape di Sumenep, mengungkapkan bahwa keunikan tape ini terletak pada cara pembuatannya. “Prosesnya butuh tiga hari. Singkong dikupas, dicuci bersih, direbus, lalu didinginkan sebelum diberi ragi. Setelah itu, tape dibungkus dan dibiarkan berfermentasi selama dua hari,” jelasnya.
Bukan sekadar tape biasa, tape dari Pordapor dan Dungdang memiliki tekstur yang lebih lembut dibandingkan tape dari daerah lain. Hal ini berkat metode fermentasi khas bernama pordepur, yang menggunakan perlindungan khusus dari payung dan bunda.
“Teksturnya lebih halus, tidak basah, dan benar-benar lumer di mulut. Berbeda dengan tape lain yang kadang terlalu berair atau keras,” tambah Musfik.
Permintaan tape yang tinggi selama Ramadan berdampak pada kenaikan harga. Biasanya, tape dijual seharga Rp12.000 hingga Rp18.000 per truk kayu. Namun, saat Ramadan, harganya bisa melonjak hingga Rp20.000 karena tingginya permintaan.
“Kalau sebelum Ramadan, permintaan sekitar 65%, sekarang bisa mencapai 90%. Banyak yang mencari tape untuk berbuka karena rasanya enak dan bisa mengembalikan energi setelah seharian berpuasa,” kata Musfik.
Omzet para produsen pun ikut meningkat. Jika di hari biasa mereka bisa meraup Rp1 juta hingga Rp2,5 juta per hari, maka di bulan Ramadan angka tersebut bisa naik berkali-kali lipat, tergantung jumlah produksi.
Selain dinikmati langsung, tape khas Sumenep ini juga sering diolah menjadi berbagai hidangan, seperti kolak atau campuran minuman segar. Kombinasi rasa manis alami dan tekstur lembut membuatnya selalu menjadi pilihan utama saat berbuka puasa.
Meski harganya naik, penggemar tape khas Sumenep tetap setia memburunya. Kelezatan dan keunikan proses fermentasinya menjadikannya salah satu kuliner Ramadan yang selalu dicari setiap tahunnya.