Sumenep, locusjatim.com-Di sudut sebuah bekas lumbung padi tua Desa Celong, Kecamatan Kangean, Sumenep seorang guru honorer bernama Noeruddin menjalani hari-harinya, dengan semangat yang terus membara meski harus berkutat dengan berbagai keterbatasan.
Ia telah mengabdi selama 35 tahun di dunia pendidikan, terhitung sejak tahun 1990 bahkan sebelum dirinya menamatkan pendidikan SMAnya.
Noeruddin diketahui telah hidup sebatang kara dalam sebuah rumah gedek yang kempat tidurnya merupakan bekas lumbung padi dan menyatu dengan dapur, serta kandang ayam miliknya.
Lagi-lagi nasib baik tak berpihak kepadanya. Sebab, seperti diberitakan sebelumnya, baru-baru ini, sepeda motor yang menjadi satu-satunya alat transportasinya dibakar oleh pihak tak dikenal. Padahal, saat ini Noeruddin harus benar-benar berjuang dalam mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Kisah Kak Noeruddin, rupanya berhasil menggugah hati siswa-siswi SMPI Al Afkar Kangean. Berbekal semangat kepedulian dan bimbingan dari guru mereka, anak-anak ini memulai aksi kecil namun penuh makna. Dengan uang receh hasil donasi—Rp1.000, Rp2.000—yang mereka kumpulkan dari donatur kecil di sekitar mereka, mereka menunjukkan bahwa kepedulian tidak mengenal usia atau jumlah.
“Kami ingin meringankan beban Kak Noeruddin, terutama beban pikirannya. Beliau sudah mengabdi begitu lama, tapi hidupnya sangat memprihatinkan. Kami ingin memberikan semangat bahwa dia tidak sendirian,” ujar Ketua Yayasan SMPI Al Afkar Khairul Iman.
Dia menerangkan, perjalanan menyerahkan bantuan itu sendiri penuh tantangan. Para siswa dan guru harus menunggu taksi dari pagi hingga sore di terminal. Tak hanya itu, akses menuju rumah Kak Noeruddin juga tidak mudah, dengan medan yang penuh hambatan. Namun, semangat mereka tidak surut.
Sementara itu, salah seorang siswa yang ikut Lina mengungkapkan, ketika bantuan berupa uang diserahkan kepada Kak Noeruddin, senyum haru menghiasi wajahnya.
Dia menegaskan, aksi kecil siswa-siswi tersebut bukan sekadar tentang uang, namun Lina berharap dapat menjadi penyemangat bagi Noeruddin, bahwa ia masih dihargai dan dicintai oleh orang-orang di sekitarnya.
“Kami tidak peduli cemoohan orang. Yang penting kami membantu orang yang benar-benar membutuhkan,” tutupnya.