BeritaHeadline

Festival Jaran Serek 2025 Dibuka, Pemkab Sumenep Komitmen Lestarikan Budaya Lokal

934
×

Festival Jaran Serek 2025 Dibuka, Pemkab Sumenep Komitmen Lestarikan Budaya Lokal

Sebarkan artikel ini
Festival jaran serek
Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo saat tunggangi kuda, Foto: Rifki/locusjatim.com

Sumenep, locusjatim.com Pemerintah Kabupaten Sumenep resmi membuka Festival Jaran Serek 2025 pada Senin, 5 Mei 2025. Bertempat di depan Lapangan Mesem dan berakhir di Lapangan Giling, festival ini diikuti oleh hampir 75 kelompok Jaran Serek, melebihi jumlah undangan yang ditetapkan sebanyak 60 kelompok.

Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep, Moh Iksan, dalam laporannya menyebut bahwa festival ini merupakan bagian dari kalender kegiatan budaya tahun 2025.

Ia menegaskan bahwa kegiatan ini sekaligus menjadi bentuk kepedulian pemerintah terhadap pelaku seni Jaran Serek.

“Selain itu, ini juga merupakan perwujudan amanah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Kehadiran para pelaku Jaran Serek yang begitu antusias adalah bukti bahwa tradisi ini masih hidup di tengah masyarakat,” ujar Iksan.

Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo dalam sambutannya mengapresiasi kerja panitia dan semangat para peserta.

Ia menekankan bahwa Jaran Serek merupakan kesenian khas Sumenep yang harus terus dilestarikan dan dikembangkan secara kolaboratif.

“Ini bukan sekadar tontonan. Ada nilai budaya, sejarah, dan kearifan lokal yang harus dijaga. Maka saya mendorong generasi muda untuk aktif terlibat dalam pelestariannya,” tegas Bupati Fauzi di hadapan peserta dan undangan.

Ia juga menyampaikan bahwa salah satu tantangan utama pelestarian budaya adalah kurangnya regenerasi. Untuk itu, ia meminta agar Jaran Serek dipromosikan lebih luas, termasuk ke luar daerah, agar daya tariknya semakin dikenal.

“Jadi seperti halnya kerapan sapi dan sapi sonok, yang sudah dikenal banyak orang,” tutupnya.

Festival Jaran Serek 2025 pun secara resmi dibuka oleh Bupati dengan harapan menjadi langkah nyata dalam menguatkan jati diri budaya Madura di tengah tantangan modernisasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *