BeritaHeadline

Sampah Menggunung di Pelabuhan Branta Jadi Ancaman Serius Bagi Masa Depan Nelayan

228
×

Sampah Menggunung di Pelabuhan Branta Jadi Ancaman Serius Bagi Masa Depan Nelayan

Sebarkan artikel ini
Tumpukan sampah di pelabuhan branta Pamekasan
Tumpukan sampah yang di Pelabuhan Pantai Pesisir, Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan. Foto: Fir/locusjatim.com

Pamekasan,locusjatim.com Gunungan sampah yang menumpuk di Pelabuhan Pantai Pesisir, Desa Branta Pesisir, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan, bukan hanya merusak pemandangan pesisir. Kondisi ini juga mengancam masa depan nelayan yang bergantung pada laut sebagai sumber penghidupan.

Pantauan di lapangan, berbagai jenis limbah bercampur tanpa pengelolaan—mulai dari plastik rumah tangga, sisa organik, hingga limbah industri. Bau menyengat dan pemandangan kumuh menyelimuti kawasan yang seharusnya menjadi pusat aktivitas ekonomi nelayan.

Seorang staf Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Branta Pamekasan yang enggan disebut namanya mengungkapkan, masalah ini sudah berlangsung lama. Ironisnya, Tempat Pengolahan Sampah (TPS) 3R yang tersedia justru tak dimanfaatkan warga.

“Sudah ada TPS 3R di lokasi ini, tetapi tidak difungsikan oleh warga. Mereka lebih memilih membuang sampah langsung ke laut atau sekitar pelabuhan, bahkan ada yang melakukannya dini hari atau subuh,” ujarnya, Jumat (08/08/2025).

Ia menambahkan, pihak pelabuhan sudah berkali-kali menggelar aksi bersih-bersih, namun partisipasi warga minim. “Kami bahkan pernah meminta bantuan ke DLH untuk mengangkut sampah, sampai-sampai biaya BBM dan sopir kami yang tanggung sendiri. Tapi hasilnya tetap belum maksimal,” keluhnya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pamekasan, Supriyanto, membenarkan kondisi tersebut. Ia menilai rendahnya kesadaran masyarakat menjadi salah satu penyebab utama persoalan berlarut-larut.

“Kami sangat menyayangkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan. Padahal ini bukan hanya soal estetika, tapi menyangkut kesehatan masyarakat dan kelestarian ekosistem laut,” tegasnya. Supriyanto menekankan perlunya edukasi lingkungan yang lebih intensif kepada warga pesisir.

Wakil Ketua DPRD Pamekasan, Khomarul Wahyudi, yang meninjau langsung lokasi juga menyuarakan keprihatinan. “Sampah yang berserakan ini bukan hanya merusak pemandangan, tetapi juga mencemari laut, mengganggu aktivitas nelayan, dan mengancam kesehatan warga,” ujarnya.

Khomarul mendesak Pemkab Pamekasan untuk menghadirkan sistem pengelolaan sampah yang terstruktur dan berkelanjutan. “Kalau ini dikelola dengan baik, tidak hanya menciptakan lingkungan bersih, tapi juga membuka peluang ekonomi melalui daur ulang dan bank sampah,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *