Berita

HIMPASS Desak Polsek Sapeken Perangi Narkoba: Generasi Muda Jadi Taruhan

562
×

HIMPASS Desak Polsek Sapeken Perangi Narkoba: Generasi Muda Jadi Taruhan

Sebarkan artikel ini
Sumenep
Aktivis himpass saat audensi dengan polsek Sapeken. Foto: istimewa

Sumenep, locusjatim.com Aktivis Himpunan Mahasiswa Kepulauan Sapeken Sumenep (HIMPASS) kembali menunjukkan kepedulian mereka terhadap ancaman narkoba yang mengintai wilayah mereka.

Setelah serangkaian aksi protes, HIMPASS menggelar audiensi dengan Kapolsek Sapeken, Iptu Taufik Rahman, guna menuntut langkah tegas dalam memberantas peredaran narkoba.

Audiensi yang berlangsung pada Rabu (23/1/2025) ini menjadi tindak lanjut dari aksi-aksi sebelumnya yang menuntut Polres Sumenep untuk mengusut tuntas kasus narkoba di Kepulauan Sapeken.

Dalam pertemuan itu, Ketua Umum HIMPASS, Faisal Islami, dengan tegas menyampaikan kekhawatiran atas maraknya narkoba yang menyasar generasi muda di wilayah tersebut.

“Jangan main-main dengan barang haram ini. Narkoba bukan hanya menghancurkan individu, tetapi juga merusak masa depan generasi muda kita di Sapeken. Kami meminta Polsek bertindak lebih serius dalam menyelamatkan pulau kami,” kata Faisal penuh harap.

Koordinator audiensi, Diky Alamsyah, menyoroti kinerja Polsek yang dinilai masih ragu-ragu dalam menangkap bandar besar narkoba. Menurutnya, meski ada beberapa pengungkapan, hal itu baru terjadi setelah adanya tekanan dari masyarakat.

HIMPASS berharap audiensi ini menjadi langkah awal bagi Polsek Sapeken untuk lebih serius dan responsif dalam memerangi narkoba.

“Zona merah seperti Sapeken memerlukan tindakan yang lebih masif. Kami sudah menyerahkan data nama-nama yang terindikasi sebagai pengedar, tapi tindakan nyata masih kurang terlihat,” tegas Diky.

Kapolsek Sapeken Iptu Taufik Rahman, dalam audiensi tersebut menyampaikan apresiasi atas peran aktif mahasiswa yang peduli terhadap persoalan narkoba. Ia mengakui bahwa tantangan geografis dan minimnya personel menjadi hambatan utama.

Meski demikian, Taufik menegaskan bahwa pihaknya telah memiliki strategi khusus dalam menangani masalah ini dan siap menindaklanjuti informasi dari mahasiswa dan masyarakat.

“Kami hanya memiliki 13 personel untuk mengawasi 11 desa di kecamatan ini. Namun, kami tetap berusaha maksimal dengan melakukan pencegahan melalui sosialisasi dan pendekatan ke masyarakat. Kami juga membutuhkan dukungan dari masyarakat dan mahasiswa untuk memberikan informasi terkait peredaran narkoba,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *