Sumenep, locusjatim.com – Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep melalui Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) terus memperluas gerakan hidup sehat di berbagai lapisan masyarakat. Pada 1 Oktober 2025, dua kegiatan penting digelar serentak, yakni Pendampingan Poskestren di Pondok Pesantren Dharmaniyah Moncek Tengah dan Advokasi serta Koordinasi Posyandu di Balai Desa Bilepora Rebba.
Kegiatan pertama dilaksanakan di Pondok Pesantren Dharmaniyah Moncek Tengah dengan fokus pada penguatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi para santri, khususnya remaja putri. Sebanyak 45 peserta yang terdiri atas Kepala Puskesmas Moncek Tengah, petugas promkes, perawat poskestren, pendamping poskestren, dan para santri mengikuti kegiatan ini dengan antusias.
Melalui pendampingan tersebut, Dinkes P2KB berupaya membangun kesadaran santri tentang pentingnya pola makan bergizi seimbang, konsumsi tablet tambah darah secara rutin, serta menjaga aktivitas fisik yang sehat. Kegiatan ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah daerah dalam menekan angka anemia dan meningkatkan kesehatan remaja di lingkungan pesantren.
Kepala Dinkes P2KB Sumenep drg. Ellya Fardasah, menegaskan bahwa pesantren memiliki peran penting sebagai pusat pembentukan perilaku sehat di kalangan remaja. Menurutnya, pembinaan kesehatan di pesantren tidak hanya menyentuh aspek medis, tetapi juga membentuk kebiasaan hidup yang lebih disiplin dan sadar gizi.
“Kami ingin santri menjadi pelopor perilaku hidup sehat di lingkungan pesantren. Kesehatan harus menjadi bagian dari budaya pesantren, bukan sekadar kegiatan sesaat,” ujar Ellya.
Selain di pesantren, pada hari yang sama, Dinkes P2KB juga menggelar kegiatan Advokasi dan Koordinasi Posyandu Bidang Kesehatan di Balai Desa Bilepora Rebba. Kegiatan ini dihadiri oleh bidan desa, ketua tim pembina posyandu, serta kader posyandu setempat.
Tujuan kegiatan ini adalah memperkuat sinergi lintas sektor dalam pelaksanaan posyandu yang terintegrasi. Dinkes P2KB mendorong agar posyandu tidak hanya berfokus pada pelayanan ibu dan anak, tetapi juga mencakup edukasi kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Ellya menjelaskan bahwa keberhasilan program posyandu bergantung pada solidnya koordinasi antara tenaga kesehatan dan kader di tingkat desa. Ia berharap kegiatan advokasi semacam ini dapat memperkuat sistem pelayanan kesehatan berbasis masyarakat.
“Kader posyandu adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di desa. Mereka perlu terus dibekali dengan pengetahuan dan koordinasi yang baik agar layanan kesehatan masyarakat semakin optimal,” tutupnya.(*)












