Berita

Pedagang Situbondo Keluhkan Harga Beras Eceran yang Masih Mahal

662
×

Pedagang Situbondo Keluhkan Harga Beras Eceran yang Masih Mahal

Sebarkan artikel ini
20231006 072005 0000
Pedagang beras (Foto: Istimewa)

SITUBONDO, locusjatim.com – Para pedagang di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur mengeluhkan harga beras eceran yang masih mahal di pasaran.

Diketahui, sampai saat ini, harga beras eceran masih bertahan di angka Rp 15.000 per kilogram.

Salah satu pedagang toko kelontong di Desa Ardirejo, Hartono mengatakan, banyak pelanggan yang mengeluh terkait harga beras yang masih mahal. Bahkan ia menyebut ada beberapa konsumen yang meminta untuk menurunkannya.

Hartono mengaku tak berkutik menyanggupi permintaan tersebut, sebab harga kulakan beras juga masih belum ada penurunan.

“Sekarang harga beras ada yang Rp14.500 perkilogram, dan ada juga Rp15.000 ribu perkilogram, kita sebagai pedagang belum bisa menurunkan harga, karena memang terbentur dengan harga kulakannya” ujarnya saat dikonfirmasi media, Kamis (05/10/2023).

Lebih lanjut ia menjelaskan, kondisi itu tidak hanya terjadi di tokonya saja, tetapi hampir merata di pedagang-pedagang lain.

Ia menyebut, kenaikan harga beras sekarang memang lebih signifikan dari tahun sebelumnya.

“Kalau tahun-tahun sebelumnya biasanya hanya kisaraan Rp 10 ribu sampai Rp 12 ribu,” jelasnya.

Menangggapi keadaan itu, Wakil Pimpinan Perum Bulog Bondowoso-Situbondo, Narapida mengatakan pihaknya sudah menyalurkan persediaan beras kepada pedagang di pasar-pasar sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), sejak harga beras di pasaran mulai naik.

“Satu kilogram dijual dengan harga Rp10.800 per kg. Itupun hanya beberapa toko saja yang menerima beras dari bulog,” ucapnya.

Beras-beras itu ujar Narapida disalurkan ke pedegang toko kelontong, pasar tradisional hingga pasar modern.

Pihaknya pun selektif memilih pedagang maupun toko yang akan mendapat penyaluran beras.

“Kami tidak sembarangan menyalurkan beras kepada pedagang, tetapi di pilih para pedagang pedagang yang amanah. Jadi tidak sembarangan memberikan kepada pedagang,” jelasnya.

Dirinya menyebut para pedagang yang menerima penyaluran beras dari bulok masing-masing hanya mendapat dua ton dalam satu minggu.

“Saya kira cukup untuk memenuhi permintaan para konsumen,” ujarnya.

Kendati demikian, Narapida mengungkapkan, ke depan Bulog akan menambah penyaluran beras kepada pedagang pedagang yang ada di Situbondo.

Menurutnya langkah itu bisa menekan harga beras di pasaran yang masih mahal.

“Apabila nanti banyak pedagang yang menjual beras Bolug, tentu ini akan berpengaruh terhadap harga beras lain yang saat ini masih jualnya mahal. Apabila terus ini kita lakukan, maka tidak akan lama lagi harga beras akan turun dan bisa normal kembali,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *