Berita

Kelor hingga Bawang Goreng Merah: Sumenep Tawarkan Diplomasi Komoditas ke Kerajaan Kedah

89
×

Kelor hingga Bawang Goreng Merah: Sumenep Tawarkan Diplomasi Komoditas ke Kerajaan Kedah

Sebarkan artikel ini
Kelor
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep saat memperkenalkan sederet komoditas unggulan lokal kepada delegasi Kerajaan Kedah, Malaysia. Foto: Istimewa

Sumenep,locusjatim.comLangkah kecil di forum pertanian regional bisa menjadi gerbang besar menuju pasar internasional. Itulah yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep saat memperkenalkan sederet komoditas unggulan lokal kepada delegasi Kerajaan Kedah, Malaysia.

Kesempatan itu datang dalam forum diskusi dan penandatanganan MoU pengembangan varietas padi unggul HMS 700 yang digelar Pusat Kajian Pertanian Organik Terpadu (PKPOT) di Malang, Rabu (16/04/2025).

Kepala DKPP Sumenep, Chainur Rasyid, datang membawa lebih dari sekadar dokumen dan data. Ia menampilkan identitas agrikultur Madura dalam bentuk nyata—dari kelor dan kelapa, hingga bawang merah dan olahannya seperti bawang goreng merah khas Sumenep.

“Kami ingin menunjukkan bahwa pertanian Sumenep bukan hanya kuat untuk lokal, tapi punya potensi besar untuk menembus pasar ekspor,” ungkapnya.

Respon dari pihak Malaysia sangat antusias. Beberapa produk langsung dibawa pulang oleh delegasi Kerajaan Kedah untuk diuji dan dikaji lebih lanjut. Ini menjadi sinyal awal bahwa Sumenep tengah membuka jalur diplomasi ekonomi berbasis pangan.

Tak hanya mengenalkan, DKPP Sumenep juga berkomitmen memperkuat sisi hulu hingga hilir agar komoditas lokal benar-benar siap bersaing di luar negeri. Mulai dari pendampingan petani, peningkatan kualitas, hingga pengemasan yang memenuhi standar global.

“Kami tidak ingin ini hanya menjadi seremoni. Target kami adalah produk-produk ini benar-benar bisa ekspor. Maka pembinaan akan terus kami lakukan,” tegas Chainur.

Langkah ini diyakini bisa menjadi motor penggerak ekonomi desa. Dengan terbukanya pasar luar negeri, petani tak hanya menjual hasil panennya di pasar tradisional, tapi bisa menjadi bagian dari rantai pasok internasional.

“Sumenep punya banyak potensi yang belum tergarap maksimal. Jika kita siapkan dengan serius, kerja sama seperti ini bisa mengangkat kesejahteraan petani,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *