Sumenep,locusjatim.com – Terobosan dalam dakwah, inovasi penyuluhan, hingga ketulusan mendampingi kelompok rentan menjadi wajah baru penyuluh agama Islam masa kini. Itulah semangat yang dibawa enam penyuluh terbaik asal Sumenep saat mereka bersiap mengikuti ajang Penyuluh Agama Islam Award 2025 tingkat Provinsi Jawa Timur.
Ajang bergengsi ini bukan sekadar lomba. Ia menjadi panggung aktualisasi para penyuluh dalam menyampaikan pesan-pesan keagamaan dengan pendekatan kekinian, menyentuh sisi kemanusiaan, dan memberi solusi atas persoalan sosial masyarakat.
Enam nama yang dikirim Kemenag Sumenep tahun ini telah melewati proses seleksi ketat dan dinilai layak untuk bertarung di level provinsi.
“Penyuluh hari ini tak cukup hanya ceramah di mimbar. Mereka harus adaptif, kreatif, dan mampu hadir di tengah dinamika masyarakat. Enam delegasi ini adalah cerminan dari itu,” ujar Moh. Mabrur, Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Sumenep.
Mabrur menjelaskan, proses seleksi dimulai dari tingkat kabupaten dengan melibatkan lebih dari 100 penyuluh dari berbagai latar belakang—baik ASN, PPPK, maupun non-ASN. Seleksi itu menghasilkan 10 nominator dalam 9 kategori. Namun, hanya enam kategori yang akhirnya dipilih untuk mewakili Sumenep ke provinsi.
Mereka adalah sosok-sosok yang menggabungkan nilai-nilai keislaman dengan pendekatan praktis dan berdampak langsung. Ust. Ahmad Hudzaifah misalnya, menghadirkan metode baru dalam penyuluhan yang komunikatif.
Selanjutnya, Ust. Aswari dikenal karena dedikasinya mendampingi kelompok disabilitas, sementara Ust. Harun Ardianto mengembangkan program literasi Al-Qur’an berbasis komunitas.
Sementara itu, Ust. Romaiki Hafni aktif mengampanyekan moderasi beragama. Selanjutnya, stadzah Hj. Nurus Syamsiah terlibat dalam penyuluhan kesehatan masyarakat, dan Ustadzah Rif’atul Hasanah menggagas program pemberdayaan ekonomi berbasis masjid dan kelompok ibu-ibu majelis taklim.
“Penyuluhan bukan lagi tentang satu arah. Harus dialogis, harus partisipatif. Dan keenam orang ini punya semangat itu. Inovasi mereka terdokumentasi dalam portofolio, video, dan karya tulis ilmiah yang menjadi bagian penting dalam penilaian,” kata Mabrur.
Berkas administrasi untuk seleksi provinsi ditutup pada 23 April 2025. Dari sana, mereka akan bersaing dengan puluhan penyuluh lain se-Jawa Timur. Jika lolos, maka mereka berpeluang melangkah ke tahap nasional yang dijadwalkan dimulai dengan pendaftaran online pada 5–19 Mei, dilanjutkan seleksi administrasi 20 Mei–3 Juni, publikasi profil nominee 4–11 Juni, serta penilaian tahap 1 dan 2 pada 12–21 Juni dan 1–18 Juli. Penganugerahan dijadwalkan pada Juli 2025.
Mabrur menyebut, selain bekal kompetensi, yang tak kalah penting adalah kekompakan. Maka dari itu, ia yakin bahwa keenamnya punya peluang besar untuk menembus persaingan ketat di provinsi.
Baginya, keikutsertaan ini bukan semata soal prestasi pribadi. Ini adalah representasi wajah Sumenep dalam dakwah Islam yang solutif, inklusif, dan membumi.
Dengan semangat pengabdian dan inovasi yang dibawa, Penyuluh Agama Islam Kemenag Sumenep diharapkan mampu membawa nama baik Sumenep ke level yang lebih tinggi dan menunjukkan bahwa penyuluh agama punya peran vital dalam membentuk masyarakat yang religius sekaligus progresif.
“Mereka bukan hanya penyuluh. Mereka agen perubahan sosial berbasis nilai keislaman,” tandasnya.
.