Berita

Tahun 2024 Kasus DBD di Sumenep Melonjak Signifikan

685
×

Tahun 2024 Kasus DBD di Sumenep Melonjak Signifikan

Sebarkan artikel ini
DBD
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, Achmad Syamsuri

locusjatim.com, Sumenep- Selama 2024, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sumenep, mengalami lonjakan yang cukup signifikan dari tahun sebelumnya.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Sumenep, Achmad Syamsuri.

Ia mengungkapkan, dari data yang dimiliki Dinkes Sumenep, total ada 1.323 kasus DBD di Sumenep selama 2024, bahkan 10 diantaranya meninggal dunia.

Angka tersebut, kata dia, jauh lebih banyak dari tahun 2023 yang hanya mencatat 600 kasus DBD.

“Pada Desember 2024, awal musim penghujan, kami mencatat 15 kasus baru. Secara keseluruhan, angka kasus DBD sepanjang 2024 mencapai 1.323, dengan 10 di antaranya meninggal dunia,” ungkapnya.

Lonjakan tersebut, kata Syamsuri dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang masih minim hingga rendahnya partisipasi masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

“Masalah kesehatan bukan hanya tanggung jawab Dinkes, tetapi membutuhkan kolaborasi semua pihak, termasuk Forkopimka, pemerintah desa, dan masyarakat,” jelasnya.

Selain itu, lanjutnya kondisi lingkungan juga berpengaruh, bahkan menjadi salah satu faktor penyebaran nyamuk Aedes aegypti, vektor utama DBD.

Seperti adanya genangan air di sekitar rumah. Lalu, kebiasaan membuang sampah sembarangan yang akhirnya menciptakan tempat-tempat yang ideal bagi nyamuk untuk berkembang biak.

“Jentik nyamuk Aedes aegypti hidup di genangan air bersih. Kebiasaan buruk seperti ini harus segera diubah,” paparnya.

Oleh sebab itu, untuk mengurangi angka DBD di tahun 2025, Dinkes Sumenep berupaya untuk mengintensifkan sosialisasi dan edukasi demi meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

Kendati demikian, ia juga tetap menekankan bahwa kunci utama menelan angka DBD ada pada peran aktif masyarakat, dengan menerapkan PHBS dan menjaga lingkungan sekitar.

Ia menilai, lonjakan angka yang hampir dua kali lipat ini, patut menjadi perhatian semua pihak agar sama-sama bersinergi mencegah penyebaran DBD di Kabupaten Sumenep.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *