locusjatim.com, Sumenep – Pemerintah Kabupaten Sumenep siap mendukung rencana budidaya 10 juta lobster yang telah digagas oleh Bandar Laut Dunia (Balad) Grup, di Teluk Pangelek, Desa Saobi, Kecamatan Kangayan.
Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mengaku siap membuka keran investasi bagi pihak manapun, yang ingin berinvestasi, selama hal itu berdampak pada kesejahteraan masyarakat di Kota Keris.
“Iya, untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya, Rabu (08/01/2025).
Oleh sebab itu, dirinya saat ini sedang menjalin komunikasi dengan Balad Grup terkait proyek yang sudah memasuki masa uji coba, khususnya terkait kadar air di lokasi tersebut.
Hal tersebut, kata Fauzi dilakukan demi memastikan Teluk Pangelek cocok untuk budidaya lobster.
“Kami masih melakukan uji coba kadar air terlebih dahulu,” lanjutnya.
Sementara itu, diketahui rencana budidaya lobster di Teluk Pangelek tersebut adalah sebuah upaya pengembangan ekonomi berbasis maritim di Kabupaten Sumenep.
Demi mencapai hal tersebut, Balad Grup selaku penggagas proyek, telah mempersiapkan lahan seluas 54 hektare di Teluk Pangelek untuk budidaya 10 juta lobster dengan sistem keramba.
Nantinya setiap keramba memiliki 50 lubang, yang masing-masing diisi 500 ekor baby lobster.
Berdasarkan hal tersebut, dengan lahan 1 hektare, kapasitas budidaya mencapai 250.000 Benih Bening Lobster(BBL) menggunakan dua jenis keramba.
Owner Balad Grup Khailur E Abdullah Sahlawy menjelaskan, lahan 54 hektare tersebut akan dibagi menjadi tiga bagian.
20 hektare untuk budidaya 5 juta BBL, 20 hektare untuk keramba lobster dewasa berkapasitas 5 juta ekor, dan 14 hektare untuk akses jalan.
Ia menyebut, proyek tersebut diproyeksikan bisa bernilai ekonomi hingga Rp1.000 triliun.
Selain di teluk tersebut, pihaknya juga telah berencana memperluas area hingga ke 15 teluk di Gugusan Teluk Kangean, dengan total luas lahan mencapai 8.000 hektare untuk budidaya 500 juta ekor lobster.
Bahkan, operasi juga direncanakan akan diperluas ke Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Kepulauan Riau, Maluku, dan Bangka Belitung untuk budidaya lobster, kerapu, dan teripang pada Agustus 2025.
“Proyek ini diharapkan memberikan dampak ekonomi besar, membuka lapangan kerja, dan menjaga kelestarian ekosistem laut,” tutup Khailur E Abdullah Sahlawy.