Jember,locusjatim.com–Pemerintah Kabupaten Jember kembali menaruh harapan besar pada Bandara Notohadinegoro. Tak sekadar membuka akses udara, pengaktifan kembali bandara ini disiapkan menjadi pintu masuk utama bagi wisatawan domestik dan mancanegara yang ingin menjelajahi potensi wisata Jember.
Langkah konkret pun mulai dijalankan. Ketua Komisi C DPRD Jember, Ardi Pujo Prabowo, menegaskan komitmennya membentuk tim khusus demi mempercepat proses operasionalisasi bandara. Ia menyebut ada sejumlah infrastruktur vital yang harus segera dibenahi.
“Fokus kami saat ini adalah marka landasan, perbaikan sarana yang bocor, pengecekan X-ray, dan pengadaan unit pemadam kebakaran. Semua itu adalah syarat mutlak agar bandara ini bisa segera digunakan kembali,” katanya usai melakukan sidak di lokasi, Senin (21/4/2025).
Meski terbentur keterbatasan anggaran akibat kebijakan efisiensi, DPRD tetap mendorong adanya tambahan alokasi dana khusus mengingat urgensinya. “Ini bukan proyek biasa. Ini gerbang strategis untuk ekonomi daerah,” tegas Ardi.
Sinergi lintas sektor juga terlihat jelas. Ketua Tim Percepatan Pengaktifan dan Pengembangan Daerah (TP3D) Jember, Gogot Cahyo Baskoro, mengungkapkan bahwa pihaknya menargetkan bandara beroperasi sebelum Iduladha atau memanfaatkan momen Jember Fashion Carnaval (JFC) tahun ini.
“Untuk tahap awal, akan dilayani maskapai dengan pesawat ATR berkapasitas 78 penumpang. Rute yang sedang kami siapkan adalah Jember–Halim, Jember–Denpasar, dan Jember–Surabaya,” jelas Gogot. Targetnya, minimal dua rute dapat beroperasi secara pulang-pergi.
Tak hanya infrastruktur, ekosistem wisata pun ikut dikuatkan. Dinas Pariwisata Jember dilibatkan langsung dalam sidak, guna menjalin kolaborasi dengan biro perjalanan, pelaku usaha tour and travel, dan industri wisata lokal.
“Operasional bandara harus berkelanjutan, tidak hanya sesaat. Kami rancang uji coba penerbangan dua hingga tiga kali seminggu sebagai langkah awal,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Jember, Bambang Rudianto, menyebut pengaktifan bandara sebagai langkah strategis untuk mendorong pertumbuhan wisata daerah. Pasalnya, dua jalur lainnya—tol dan laut—belum dapat diandalkan secara optimal.
Dengan adanya konektivitas udara yang efisien, Jember berharap tak hanya menarik lebih banyak kunjungan, tetapi juga mempercepat perputaran ekonomi dari sektor pariwisata dan industri kreatif lokal.
“Banyak wisatawan asing di Bali yang tertarik ke Jember, tapi aksesnya belum mendukung. Jalur udara menjadi satu-satunya harapan saat ini,” tutupnya.