Berita

Tellasan Topa’ Sebentar Lagi, Pengrajin Selongsong Ketupat di Sumenep Kebanjiran Orderan

498
×

Tellasan Topa’ Sebentar Lagi, Pengrajin Selongsong Ketupat di Sumenep Kebanjiran Orderan

Sebarkan artikel ini
IMG 20240415 WA0009
Pengrajin selongsong ketupat (Foto: Locusjatim.com)

LOCUSJATIM.COM, SUMENEP – Tellasan Topa’ yang merupakan salah satu tradisi masyarakat Madura setelah satu minggu Hari Raya Idul Fitri, membuat pengrajin selongsong ketupat di Desa Karduluk, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, kebanjiran orderan, Senin (15/04/2024).

Bukan tanpa alasan, sesuai namanya pada Tellasan Topa’ memiliki arti Lebaran Ketupat, sehingga olahan ketupat menjadi menu utama dalam kegiatan tersebut.

Ketupat itu kemudian disajikan dengan berbagai lauk pauk, mulai dari opor ayam, urap, kaldu hingga aneka hidangan lain sesuai keinginan.

Kendati identik dengan perayaan tradisi setelah lebaran, tak jarang masyarakat setempat membawa ketupat dan berbagai jenis lauk pauknya itu sebagai bekal berlibur di destinasi wisata setempat.

Menurut pengakuan salah seorang pengerajin urung ketupat di Sumenep Madani, tahun ini peminat selongsong ketupat mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

Dalam satu hari, dirinya mengirimkan sekitar 1000 sampai 1500 biji pesanan selongsong ketupat.

“Pesanan sekarang saya bisa itu dalam sehari kami kirim sekitar seribu sampai seribu lima ratus urung,” ungkapnya.

Pengiriman selongsong-selongsong ketupat itu, lanjutnya tak hanya di daerah Sumenep, tetapi juga ke tiga kabupaten lain di Madura, yakni Pamekasan, Sampang, Bangkalan bahkan ada beberapa pesanan yang dikirimkan ke Pulau Jawa.

Madani memaparkan, untuk satu ikat berisi sepuluh biji selongsong ketupat berbahan dasar daun lontar muda, maupun daun kelapa muda yang sudah siap pakai dihargai Rp 7.500 sebab harga per bijinya hanya Rp 750.

Sementara itu, jika pembeli ingin membuat sendiri selongsong ketupat, maka cukup membeli bahan bakunya saja, dengan harga Rp 10 ribu untuk satu kebar daun lontar muda. Sedangkan untuk daun kelapa muda harganya Rp 15 ribu per 100 sulur.

“Beli jadinya bisa, beli daunnya itu biar bisa buat sendiri juga bisa. Sama-sama bisa, tergantung masyarakat maunya yang mana,” paparnya.

Kendati kebanjiran order membuatnya kewalahan, Madani mengaku sangat bersyukur dengan peningkatan jumlah pesanan selongsong ketupat menjelang Tellasan Topa’. Sebab peningkatan tersebut juga menambah penghasilan masyarakat setempat.

“Alhamdulillah, berkah dan untung di lebaran ini,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *