Berita

Monitoring Sosialisasi Sekolah Responsif Gender, Disdik Sumenep Turun Langsung ke KKKS Kecamatan

391
×

Monitoring Sosialisasi Sekolah Responsif Gender, Disdik Sumenep Turun Langsung ke KKKS Kecamatan

Sebarkan artikel ini
Disdik
Pembinaan kepala bidang GTK

LOCUSJATIM.COM, SUMENEP – Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep turun langsung ke Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) di berbagai kecamatan, pasca sosialisasi Sekolah Responsif Gender (SRG) untuk Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) di Hotel Asmi, 28 Oktober 2024 dalam rangka monitoring program nasional tersebut.

Kepala Bidang (Kabid) GTK Disdik Sumenep Akhmad Fairusi sudah melakukan monitoring ke KKKS kecamatan, dengan rincian sebagai berikut:

1. 02 September 2024 : KKKS Kecamatan Kota dan KKKS Kecamatan Talango.
2. 03 September 2024 : KKKS Kecamatan Rubaru
3. 04 September 2024 : KKKS Kecamatan Giligenting
4. 05 September 2024 : KKKS Kecamatan Lenteng
5. 07 September 2024 : KKKS Kecamatan Bluto
6. 09 September 2024 : KKKS Kecamatan Manding dan Kecamatan Batu Putih
7. 10 September 2024 : KKKS Kecamatan Pasongsongan
8. 11 September 2024 : KKKS Kecamatan Ganding dan Kelompok Pengawas Pendidikan SD se Sumenep di Kecamatan Pragaan
9. 12 September 2024 : KKKS Kecamatan Guluk-guluk

Melalui berbagai kesempatan tersebut, Akhmad Fairusi menyampaikan berbagai petuah untuk kemajuan pendidikan khususnya di Sumenep, termasuk peningkatan kapasitas tenaga pendidik.

Ia menjelaskan, melalui pendidikan potensi diri bisa dikembangkan untuk mencapai cita-cita maupun tujuan dalam hidup.

Hal tersebut juga diimplikasikan pemerintah pusat melalui SRG yang dikhususkan untuk menekan kasus-kasus bullying, pelecehan, kekerasan maupun beragam kasus lain yang mungkin terjadi di sekolah-sekolah.

Sebab, ia menilai sekolah tidak hanya wadah belajar, tetapi juga ruang aktualisasi bagi para peserta didik untuk membangun karakter dan membangung berbagai potensi anak, mulai dari emosional, intelektual, spiritual, sosial hingga kecakapan hidup yang baik.

Oleh karena itu, dirinya mengaku sedih ketika di ruang yang harusnya jadi tempat belajar dan aktualisasi diri itu menjadi tempat yang tidak aman karena adanya pembullyan dan hal-hal di luar batas yang seharusnya tak terjadi di sana.

“Saya selalu menekankan itu kepada seluruh guru di Sumenep. Jangan sampai terjadi, cegah sedini mungkin dengan berbagai cara terutama melalui sekolah responsif gender,” jelasnya.

Sementara itu, Ketua Koordinator Kelompok Kerja Kepala Sekolah Dasar se Sumenep Imam Bukhari mengaku ada dampak positif pasca sosialisasi SRG di sekolah-sekolah yang sudah menerapkannya, seperti yang terjadi di Kecamatan Bluto.

“Setelah mendapat pelatihan dan penerapan dari GTK Disdik, kami (Pengawas, Red) langsung ke masing-masing sekolah untuk memastikan bahwa program SRG diterapkan, syukur Alhamdulillah ditindaklanjuti KKKS,” akunya.

Imam Bukhari juga mengakui adanya SRG membuat dunia pendidikan mulai lebih nyaman dan aman untuk proses kegiatan belajar mengajar, baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Hal itu, karena para pelajar kata dia mengerti arti kesetaraan, sehingga tidak lagi merendahkan dan membedakan satu sama lain.

“Kami komitmen program tersebut diterapkan secara maksimal di dunia pendidikan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *