SUMENEP, locusjatim.com – PAUD H.I El Fath menggelar Pesta Kebun 2023 berkolaborasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Sumenep yang bertujuan untuk memperkuat Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Direktur PAUD H.I El Fath, Nurul Hayati menyebut kegiatan tersebut bagian dari program Songenep Parajuga yang bertujuan untuk mengenalkan anak-anak usia dini potensi lokal yang ada di Kabupaten Sumenep.
“Baik itu berkaitan dengan budaya maupun potensi alam,” ujarnya pasca acara Pesta Kebun 2023 yang digelar di Rubaru, Sabtu (14/10/2023).
Pada gelaran kali ini pihaknya mengenalkan potensi alam berupa sayur-sayuran yakni timun lengkap dengan informasi manfaatnya untuk kesehatan tubuh manusia.
Sebelum terjun ke lapangan, lanjut Nurul anak-anak telah dikenalkan dengan timun melalui porses belajar mengajar di kelas dibantu oleh guru tamu dari Dinas Pertanian dan praktik menanamnya di polybag.
“Kemudian kita praktik menanam di polybag di sekolah yang dipandu oleh penyuluh di Dinas Ketahanan Pangan,” ujarnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga mengajak para orang tua agar bersama anak-anaknya mengolah serta memasak makanan bertema timun.
“Praktik memasak atau membuat aneka produk makanan dari sayuran timun yang itu melibatkan orang tua,” tambahnya
Lebih jauh Nurul berharap apa yang dilakukan PAUD H.I El Fath bisa mewarnai pola pendidikan di Kabupaten Sumenep.
Selaras dengan hal itu, Kasi Kesiswaan Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep Supiyanto mengaku pihaknya sangat bersyukur dengan kolaborasi yang dilakukan bersama PAUD H.I El Fath.
Menurutnya kegiatan tersebut merupakan implementasi dari Kurikulum Merdeka sekaligus konsep Holistic Integratif yang digunakan dalam proses belajar mengajar PAUD H.I El Fath.
“Sehingga kolaborasi antara parenting class, kolaborasi dengan lingkungan khususnya sumber daya yang ada di desa ini khususnya, sehingga anak dikenalkan kepada potensi yang ada di sekitar,” akunya.
Supiyanto menyebut kolaborasi yang juga menggandeng banyak Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang kemudian membentuk sistem dengan berbagai komponen-komponen di dalamnya.
Melalui cara itu ujar Supiyanto para peserta didik bisa merasakan bermain sambil belajar yang tentunya membuat anak-anak senang.
“Di sinilah sejatinya yang dikatakan bermain dan belajar. Bermain anak-anak bisa senang diajak ke kebun. Belajar anak-anak bisa mengenal bagaiaman lingkungannya,” tambahnya.
Ia melanjutkan metode seperti itulah yang disebut aksi nyata untuk memperkuat P5 dan dapat diimplementasikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari seperti menumbuhkan rasa cinta pada lingkungan.
“P5 itu bukan menyasar kepada pasad atau porduk, tetapi bagaimana pembelajaran ini bisa melekat pada anak sehingga anak-anak itu merasa cinta terhadap lingkungannya,” pungkasnya.