Jember,locusjatim.com– Warga Jember diminta untuk lebih waspada terhadap perubahan cuaca ekstrem yang bisa terjadi secara tiba-tiba, terutama pada masa peralihan musim seperti saat ini.
Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG Juanda Sidoarjo, Minggu 13 April 2025, cuaca di wilayah Jember diprediksi cerah pada pagi hari, namun berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang disertai petir saat siang dan sore hari.
Hujan diperkirakan turun hampir merata di seluruh wilayah Kabupaten Jember. Meskipun intensitasnya bervariasi, namun masyarakat tetap diimbau berhati-hati terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, hingga pohon tumbang akibat angin kencang dan petir.
Suhu udara Jember esok hari diprakirakan berkisar antara 20 hingga 32 derajat Celcius, dengan tingkat kelembaban tinggi antara 60% hingga 99%. Kondisi ini turut mendukung munculnya awan-awan konvektif yang menjadi pemicu hujan disertai petir.
Sementara itu, arah angin dominan bertiup dari Barat Laut hingga Barat Daya dengan kecepatan mencapai 19 km/jam. Meskipun kecepatan angin tergolong sedang, namun kombinasi antara kelembaban tinggi dan suhu panas dapat memicu terbentuknya cuaca ekstrem lokal dalam waktu singkat.
BMKG menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat, terutama mereka yang beraktivitas di luar ruangan atau tinggal di wilayah rawan bencana.
Bagi pengendara dan pengguna jalan, disarankan untuk menghindari berteduh di bawah pohon besar saat hujan deras disertai petir. Aktivitas pertanian dan perkebunan juga perlu disesuaikan dengan kondisi cuaca agar tidak mengalami kerugian akibat cuaca yang tidak menentu.
Informasi cuaca harian ini dapat menjadi panduan penting bagi masyarakat Jember dalam merencanakan aktivitas, terutama menjelang akhir pekan. BMKG juga mengingatkan agar selalu memantau pembaruan prakiraan cuaca melalui kanal resmi untuk mengantisipasi perkembangan cuaca terbaru.
“Waspadai potensi gangguan bencana hidrometeorologi yang dapat membuat perubahan kondisi cuaca secara tiba-tiba pada masa peralihan musim,” tulis BMKG dalam keterangan resminya.