SURABAYA, Locusjatim.com- Akhirnya sebanyak 97 siswa SMK Prapanca 2 Kota Surabaya, kini bisa kembali belajar di sekolah, Senin (04/09/2023).
Pasalnya, selama kurang lebih tujuh bulan sebelumnya, mereka harus menumpang belajar di tempat lain karena gedungnya disegel imbas sengketa.
Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Pasma Royce mengatakan, hal tersebut merupakan momentum yang sangat luar biasa. Dirinya bersyukur, akhirnya polemik yang terjadi sebelumnya dapat terselesaikan, sehingga siswa di lembaga setempat dapat melakukan kegiatan belajar seperti biasanya.
“Mari menuntut ilmu terus, belajar terus. Mudah-mudahan semua adik-adik merasa aman dan nyaman di sekolah,” katanya, saat memimpin pembukaan gerbang sekolah.
Pasma mengungkapkan bahwa pembukaan segel gedung SMK Prapanca 2 ini dilakukan usai pihaknya menggelar mediasi bersama pihak Soewandi, kepala sekolah lama dan Yayasan Pendidikan Wartawan Jawa Timur (YPWJT).
Bahkan, kata dia, mediasi itu digelar sampai tujuh kali hingga akhirnya kedua pihak sepakat untuk berdamai.
“Sesuai arahan dan perintah Kapolri, bahwa segala proses hukum yang bisa dilakukan melalui mekanisme restorative justice, maka itu kita selesaikan. Semua pihak sudah menyadari dan melakukan perdamaian,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Harian YPWJT Imawan Mashuri tak bisa menahan tangis harunya dengan kembali diambilalihnya gedung SMK Prapanca 2 ini. Ia menilai, polisi sudah menunjukkan totalitasnya dan benar-benar melakukan ultimum remidium.
Ia pun mengaku terharu melihat para siswa bisa kembali duduk dengan nyaman di gedung sekolahnya sendiri untuk mengikuti proses pembelajaran.
“Anak-anak yang selama ini tidak bisa sekolah sekarang bisa sekolah dengan baik. Selama ini mereka kami tampung di tempat-tempat tercecer di luar. Hari ini, anda tau semua bagaimana wajah bahagianya anak-anak ini bisa sekolah lagi,” tuturnya
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Sekolah SMK Prapanca 2 Surabaya Gugus Legowo menyebut, jika pihaknya akan segera melakukan berbagai pembenahan mulai dari sarana prasarana hingga perbaikan akademik.
“Secara psikologis kami akan melakukan pengenalan lingkungan, perbaikan akademik dan inventarisir yang ada di sini, karena lama tidak terpakai tentunya banyak yang tidak layak dan sebagainya,” tutupnya.