LOCUSJATIM.COM, BONDOWOSO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso melalui Dinas Pertanian (Disperta) menggelar acara A Beg Rembeg sebagai wadah menyerap aspirasi langsung dari para petani, yang digelar di Desa Jumpong, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur.
PJ Bupati Bondowoso Bambang Soekwanto berharap
melalui kegiatan tersebut pemerintah bisa menerima keluhan para petani. Sehingga, ke depan pihaknya bisa lebih selektif, cermat dan tepat sasaran dalam pembuatan kebijakan sesuai dengan aspirasi yang diterima.
Bambang secara seksama mendengarkan beragam masalah pertanian yang disampaikan para petani secara bergantian.
“Keluhan itu mulai dari problem pembenihan, soal kelangkaan pupuk, pengairan dan persoalan pertanian lainnya,” paparnya, Sabtu (12/05/2024).
Lebih lanjut Bambang menjelaskan, terkait keluhan pupuk, pihaknya telah membuat dan menganggarkan Program Bantuan Pupuk Urea Gratis untuk petani yang tidak terdata serta tidak tercover dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Ia menambahkan, bantuan yang disiapkan kurang lebih sekitar 180 ton pupuk urea yang diambil dari anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) dengan total Rp 1, 2 miliar dan ditargetkan terealisasi pada Juni 2024 mendatang.
“APBD awal para petani sudah bisa menerima bantuan pupuk urea subsidi Pemkab Bondowoso. Jumlah total bantuan pupuk urea yang akan diberikan sebanyak 180 ton, Setiap petani maksimal akan menerima 250 KG tergantung jumlah luasan lahan,” jelasnya.
Pihaknya juga telah meminta kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso agar ada penambahan kembali dengan cara masuk dalam anggaran P-APBD 2024.
Kemudian, untuk penyalurannya kata Bambang, akan dikawal oleh Babinsa dan Babinkamtibmas. Sementara penerimanya akan ditentukan sesuai data By Name By Address (BNBA) menyesuaikan dengan luas lahan masing-masing.
Kendati demikian, pihaknya juga mengimbau para petani untuk memaksimalkan pemakaian pupuk organik, sehingga tidak terlalu bergantung pada pupuk kimia bersubsidi.
“Selain untuk menjaga lingkungan agar unsur hara tanah sawah yang ada di Bondowoso ini tetap bagus,” tambahnya.
Kemudian untuk keluhan terkait kerusakan irigasi, Bambang telah menginstruksikan kepada PPL untuk segera membuat proposal pengajuan pembangun.
“Mungkin ada irigasi yang sudah rusak segera ajukan juga bersama PPL,” ucapnya.
Aspirasi terkait sulitnya air irigasi itu, memang disampaikan oleh salah satu petani yang hadir dalam kegiatan tersebut Iswanti.
Tak hanya mengeluhkan sulitnya air irigasi sawah, ia juga menyampaikan terkait kesusahannya mendapatkan pupuk bersubsidi, serta adanya pendangkalan air dam sungai baku sawah yang terjadi di Desa Jumpong,
“Saya minta agar PJ Bupati dapat instruksikan pihak dinas terkait untuk membersihkan dan memperbaiki saluran irigasi dari hulu ke hilir,” paparnya.
Ia juga mengaku lega bisa menyampaikan keluhannya langsung di hadapan PJ Bupati Bondowoso dan puas dengan solusi yang kemudian diberikan.
“Ternyata Pak PJ langsung instruksikan bawahannya untuk dilaksanakan seperti yang saya ajukan,” tutupnya.
Selain mendengarkan aspirasi para petani, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mengantisipasi potensi gorila El Nino yang diprediksi bisa berdampak di Indonesia.
Diketahui El Nino adalah fenomena cuaca yang terjadi akibat peningkatan suhu permukaan air di Samudera Pasifik Tengah dan Timur, yang berdampak hingga berbagai wilayah di dunia, termasuk Indonesia.
Di tahun 2024, hal itu menjadi ancaman yang cukup berat bagi para petani, apalagi gejala alam tersebut berpotensi menjadi Gorila El Nino yang bisa mengakibatkan kemarau panjang.
Tak sampai di situ, pada kesempatan itu Pemkab Bondowoso juga menyerahkan sejumlah bantuan alat pertanian kepada para petani. Diantaranya ada pompa air, bibit padi dan bibit jagung.
Sekedar diinformasikan, kegiatan A Beg Rembeg Bareng PJ Bupati, Dandim dan Kapolres Bendebesah itu merupakan kali keempat.
A Beg Rembeg pertama ada di Bajuran, Kecamatan Cermee. Kemudian yang kedua di Desa Binakal, Kecamatan Binakal. Lalu, yang ketiga di Desa Tangsil Kulon, Kecamatan Tenggarang dan yang Keempat di Desa Jumpong, Kecamatan Wonosari.