Berita

Sahur di UIN KHAS Jember, Istri Gus Dur Ajak Masyarakat Junjung Tinggi Bhinneka Tunggal Ika

205
×

Sahur di UIN KHAS Jember, Istri Gus Dur Ajak Masyarakat Junjung Tinggi Bhinneka Tunggal Ika

Sebarkan artikel ini
IMG 20240326 WA0021
Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, hadir dalam kegiatan sahur bersama di UIN KHAS Jember. (Foto: Rio)

LOCUSJATIM.COM, JEMBER- Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, diketahui hadir dalam kegiatan sahur bersama yang ditempatkan di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Siddiq (UIN KHAS) Jember, Selasa (26/03/2024) dini hari.

Istri presiden indonesia ke 4 Abdurrahman Wahid tersebut, memberikan sedikit sambutan dan tausiyah tentang puasa dan kebhinekaan.

“Saya mengajak seluruh komponen yang ada di Indonesia, baik dari suku dan agama apapun. Karena kami semua disini adalah saudara,” ujar Ibu Shinta kepada wartawan.

Shinta, juga menekankan, sebagai masyarakat tinggal di Indonesia dengan beragam budaya, agama, suku, ras, serta adat istiadat yang berbeda, maka penting untuk senantiasa menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika.

“Kita juga harus mengungkapkan rasa cinta kasih, rasa menghormati,menghargai dan saling tolong menolong yang kita sebut sebagai Bhineka Tunggal Ika,” tegasnya.

Sementara itu Rektor UIN Jember Prof. Hepni mengatakan, ini adalah salah satu momentum yang sangat bagus.

“Ini adalah acara sahur bersama, selain itu ini merupakan acara yang sangat strategis. Karena ini adalah acara kemanusiaan dan kebangsaan yang mempunyai nilai Spiritual dan Sosial yang tinggi,” ujar Prof Hepni pada wartawan.

Ia juga mengatakan, kedatangan Ibu Shinta adalah suatu berkah bagi kita semua.

“Jadi selain istri presiden, beliau juga adalah tokoh kebangsaan dan tokoh kesetaraan. Saya kira tidak banyak orang seperti beliau,” ungkapnya.

Prof, Hepni juga berharap dari acara ini mahasiswa bisa menyerap ilmu dari tokoh nasional seperti Ibu Shinta tersebut.

“Saya berharap memang mereka semua bisa membuka wawasan bahwa dunia ini luas, jadi mahasiswa tidak hanya sekedar mendapatkan dari tokoh-tokoh akademik saja,” ungkapnya.

“Paling tidak terinspirasi dari beliau, karena ilmu itu amal. Jadi ilmu yang kita dapatkan harus kita amalkan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *