Berita

Kampanye di Sumenep, Paslon Amin Singgung Persoalan Mafia Solar dan Pertanian

256
×

Kampanye di Sumenep, Paslon Amin Singgung Persoalan Mafia Solar dan Pertanian

Sebarkan artikel ini
IMG 20240131 WA0024 1

LOCUSJATIM.COM, SUMENEP – Pasangan Calon (Paslon) nomor urut 01 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Amin) sedang melakukan kampanye politik di Kabupaten Sumenep, Rabu (31/01/2024).

Pada kesempatan itu Calon Presiden (Capres) 01 Anies Baswedan menyinggung berbagai permasalahan termasuk diantaranya tentang persoalan mafia solar dan pertanian, yang menurutnya merupakan benalu di Indonesia.

Anies menilia, kehadiran mafia di berbagai sektor dan wilayah di Indonesia sangat merugikan masyarakat.

Sebab hal itu, kata Anies mempengaruhi pada kenaikan beberapa kebutuhan pokok seperti beras, bahkan membuat para petani hingga saat ini masih jauh dari kesejahteraan. Begitu pula para nelayan yang kesusahan untuk mencari ikan di lautan, karena tidak mendapat distribusi solar.

Ia juga menyadari bahwa para mafia itu adalah oknum-oknum yang tidak menginginkan perubahan, sebab mereka telah menerima keuntungan pribadi atas apa yang telah dilakukan.

“Selama ini harga berasnya mahal, tapi uangnya ke mana?. Saat ini banyak sekali mafia-mafia solar, mafia-mafia pertanian. Maka dari itu kita perlu adanya perubahan,” papar Anies saat kampanye.

Untuk itu, dirinya mengajak masyarakat bersama bergandengan tangan demi perubuhan untuk Indonesia dengan cara memenangkan paslon Amin dalam kontestasi politik mendatang.

Masih dalam kesempatan yang sama, Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar dalam orasinya berkomitmen untuk tidak membiarkan persoalan mafia terus berlanjut.

Cak Imin menegaskan, pada masa kemimpinannya kelak, tidak boleh lagi ada nelayan yang tidak bisa melaut hanya karena tidak mendapat solar, maupun petani yang terabaikan hingga tak memiliki ketersediaan pupuk yang tidak memadai.

Melengkapi langkah tersebut, pihaknya juga akan mengupayakan membuka lapangan pekerjaan seluas mungkin dan menyediakan beasiswa bagi para santri/santriwati.

“Tak ada lagi pertanian diabaikan, pupuk tidak tersedia dengan baik. Nelayan tak dapat solar, susah dapat pekerjaan dan santri kurang perhatian pembiayaan, kita butuh perubahan,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *