SUMENEP, locusjatim.com – PAUD Holistik Integratif (HI) El Fath saat ini sedang menggenjot gerakan literasi anak usia dini yang bekerja sama dengan para orang tua murid.
Hal itu disampaikan oleh Direktur PAUD H.I El Fath Nurul Hayati bersamaan dengan kedatangan fasilitator penggerak dari Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP).
“Jadi kegiatan kemarin itu merupakan kunjungan dari fasilitator sekolah penggerak angkatan satu pada tingkat atau jenjang anak usia dini di mana maksud dari kegiatan itu untuk melihat langsung sejauh mana perkembangan sekolah terutama di pembelajaran dan kegiatan-kegiatan program-program yang lain itu setelah adanya pembinaan selama kurun waktu sekitar dua tahun lebih,” jelasnya.
Setelah observasi langsung dari fasilitator, Nurul Hayati beserta para pengelola PAUD H.I El Fath yang lain melakukan diskusi dan sharing bersama terkait hal-hal yang perlu diperbaiki dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Pihaknya pun menyampaikan terkait gerakan literasi yang sudah setahunan ini digenjot oleh sekolah.
Dirinya mengaku dengan dukungan penuh dari para orang tua murid, program-program yang melibatkan keikutsertaan mereka pun menjadi lebih mudah untuk dilaksanakan.
Diantaranya ada program Bunda Bercerita, One Book One Mother hingga pengadaan Pojok Buku di rumah masing-masing.
Sementara untuk para siswa ada program-program penunjang lain yang berfokus pada pembiasaan anak membaca keadaan sekitar.
“Kemudian juga program bercerita setiap hari perpustakaan, setiap minggunya secara bergiliran. Kemudian kita juga ada kegiatan rutin kegiatan literasi pagi,” ujarnya.
Lewat program-program itu kata Nurul anak-anak dilatih untuk menyampaikan hasil dari mengamati atau menyimak sesuatu yang berupa gambar, tanda bahkan fenomena sosial yang terjadi di sekitarnya.
“Menceritakan fenomena sosial atau menceritakan hal-hal yang dialami sehingga ada peningkatan kemampuan dalam menyimak dan berbicara,” lanjutnya.
Perempuan bercadar itu menjelaskan bahwa pondasi dasar untuk literasi di PAUD adalah kemampuan menyimak dan berbicara.
Ketika kedua kemampuan itu terasah dengan baik tambahnya, anak-anak usia dini pun bisa dengan mudah mengolah informasi yang mereka daoatkan dari kegiatan menyimak tersebut.
“Itu menjadi sebuah skil atau kemampuan baik kemampuan secara bahasa, kemampuan berbicara, kemampuan menganalisis sesuatu, kemampuan menyampaikan pendapat, kemampuan membandingkan dan sebagainya dan itu akan berdampak kepada life skil di kemudian hari,” tanbahnya.
Sebab kata dia, literasi tidak hanya berfokus pada kegiatan membaca buku, tetapi juga membaca lingkungann sekitar yang kemudian bisa meningkatkan rasa keingintahuan anak.
Setelah itu, kemampuan berpikir kritis pun ujarnya akan ikut tumbuh dan membuat anak lebih mudah menemukan sebuah solusi untuk permasalahan baik saat ia mash usia dini maupun kelak ketika sudah menganjak dewasa.
“Alur berpikir anak yang yang mereka biasakan atau yang kita pahami nanti anak akan lebih mudah di kemudian hari itu memperoleh problem solving, sebuah solusi dari permasalahan yang mereka hadapi,” pungkasnya.