Sumenep, locusjatim.com- Langkah strategis diambil STKIP PGRI Sumenep dalam upaya menyiapkan lulusannya menghadapi tantangan global. Pada Sabtu, 1 Juni 2025, kampus berbasis kepulauan ini resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Wikrama English Course, salah satu lembaga bahasa Inggris terkemuka di Kampung Inggris, Pare, Kediri.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan oleh Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Dr. Suhartatik, M.Pd., dan pimpinan Wikrama English Course, Mr. Dodit Wicaksono. Turut hadir dan menyaksikan momen penting ini para Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dari STKIP, yaitu Hodairiyah, M.Li., Fajar Budiyono, M.Pd., dan Jihat Nurrahman, M.Pd.
Kerja sama ini menjadi bagian dari langkah konkret internasionalisasi kampus, dengan fokus memperluas kompetensi bahasa asing mahasiswa, terutama bahasa Inggris, sebagai bahasa komunikasi global.
“Kami ingin lulusan kami tidak hanya unggul di bidang bahasa dan sastra Indonesia, tetapi juga mampu beradaptasi dengan tantangan global, salah satunya melalui penguasaan bahasa asing,” ujar Dr. Suhartatik, M.Pd.
Kemitraan ini membuka jalan bagi mahasiswa STKIP untuk belajar langsung di lingkungan bilingual, serta menyerap wawasan lintas budaya melalui program pelatihan intensif yang dirancang bersama. Hal ini sejalan dengan visi kampus untuk membentuk lulusan yang adaptif dan komunikatif di berbagai konteks.
Mr. Dodit Wicaksono dari Wikrama English Course menyambut baik kerja sama ini dan menyebutnya sebagai jembatan antara dunia akademik dan dunia praktik.
Kampung Inggris yang dikenal sebagai laboratorium bahasa nonformal terbesar di Indonesia memberi keuntungan tersendiri bagi mahasiswa STKIP. Selain belajar bahasa, mereka juga berinteraksi dalam suasana yang multikultural dan kolaboratif.
Maka dengan ditandatanganinya MoU ini, STKIP PGRI Sumenep tak hanya memperkuat kualitas pendidikan di lingkup lokal, tetapi juga mengambil peran aktif dalam membekali generasi muda Madura untuk bersaing secara global.
“Kami sangat terbuka untuk kerja sama jangka panjang. Ke depan, kita bisa mengembangkan pelatihan bersama, pertukaran pelajar, dan bahkan kurikulum berbasis internasional,” pungkasnya.