Sumenep, locusjatim.com — Romaiki Hafni, Penyuluh Agama Islam dari KUA Kecamatan Talango, terpilih mewakili Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sumenep dalam ajang Penyuluh Agama Islam Award Jawa Timur 2025. Dalam kompetisi ini, Romaiki mengangkat konsep 5M sebagai strategi menjaga kerukunan umat beragama di tengah potensi fanatisme keagamaan.
Konsep 5M yang digagas Romaiki mencakup lima pilar utama, yakni memahami, menerima, menghargai, menghormati, dan mengharmonisasi. Gagasan tersebut lahir dari pengamatannya terhadap kondisi sosial di Kecamatan Talango, di mana perbedaan afiliasi keagamaan antara Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah kerap menimbulkan jarak sosial.
“Kalau kita ingin hidup damai, harus mulai dari memahami dan menerima perbedaan. Baru setelah itu bisa saling menghargai dan menjaga harmoni,” ujar Romaiki dalam wawancara, Rabu (23/4/2025).
Sebagai pengurus Pokja Kampung Moderasi Beragama di KUA Talango, Romaiki tidak hanya menyuarakan konsepnya melalui ceramah, tetapi juga aktif turun langsung ke masyarakat. Ia membangun ruang dialog, mengedukasi warga, dan menggelar kegiatan lintas kelompok secara rutin.
Beberapa program yang diinisiasinya meliputi kerja bakti lintas jamaah, perayaan hari besar Islam secara kolaboratif, dan forum diskusi antar tokoh agama. Aktivitas ini bertujuan membangun kesadaran bahwa perbedaan bukan ancaman, tetapi kekayaan sosial yang harus dikelola dengan bijak.
Selain masyarakat, Romaiki juga menggandeng organisasi kemasyarakatan dan pemerintah kecamatan dalam menjalankan misi moderasi beragama. Ia memastikan programnya masuk dalam agenda pembangunan sosial tingkat lokal, sehingga pendekatan dialogis yang ia terapkan dapat berkelanjutan.
Romaiki merupakan alumni Pondok Pesantren An-Nuqayah Guluk-Guluk, yang dikenal aktif dalam isu-isu keagamaan moderat. Ia menyebut bahwa hasil dari pendekatannya mulai terlihat, ditandai dengan meningkatnya keterbukaan warga lintas organisasi dalam berinteraksi.
“Fanatisme itu tidak bisa dihapus secara paksa. Tapi dengan pendekatan yang partisipatif dan edukatif, masyarakat mulai saling membuka diri,” katanya.
Ajang Penyuluh Agama Islam Award Jawa Timur 2025 bagi Romaiki bukan hanya soal prestasi pribadi. Ia menilai forum tersebut sebagai momentum penting untuk menyuarakan urgensi moderasi beragama di tengah masyarakat yang majemuk.
“Saya membawa suara masyarakat Talango. Harapannya, konsep 5M ini bisa menjadi model inspiratif bagi daerah lain,” pungkasnya.