Sumenep,locusjatim.com– Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Sumenep kini tak sekadar mencatat angka permintaan kartu kuning atau AK1. Lebih dari itu, dinas tersebut berusaha tampil sebagai jembatan strategis yang aktif menghubungkan pencari kerja dengan dunia usaha secara langsung.
Hingga awal 2025, Disnaker mencatat 490 permohonan kartu kuning sejak awal tahun 2024, sementara data terbaru per Maret 2025 menunjukkan sudah ada 49 pemohon baru. Bagi Disnaker, data tersebut bukan hanya soal administrasi, tetapi juga peta awal untuk merancang solusi jangka panjang menekan pengangguran.
“AK1 ini menjadi pintu masuk, tapi kerja kami tidak berhenti di situ. Kami ingin memastikan siapa pun yang datang mencari kerja, benar-benar mendapat peluang,” kata Eko Kurniawan, Kepala Bidang Penempatan dan Perluasan Kerja Disnaker Sumenep, Senin (14/04/2025).
Melalui berbagai terobosan, Disnaker kini gencar menjalin kemitraan dengan perusahaan lokal hingga nasional, serta menggandeng Bursa Kerja Khusus (BKK) di sekolah-sekolah kejuruan. Upaya ini diyakini dapat memperluas akses kerja secara lebih merata, khususnya bagi generasi muda.
“Kami minta semua lowongan kerja dilaporkan ke kami. Ini bukan untuk kontrol semata, tapi agar informasi bisa cepat dan merata sampai ke pencari kerja, termasuk lewat media sosial resmi kami,” jelas Eko.
Langkah lain yang terus digenjot adalah validasi data pencari kerja melalui kewajiban AK1. Dengan data yang terstruktur, Disnaker bisa melaporkan kebutuhan daerah secara lebih tepat ke tingkat provinsi maupun kementerian.
“Validasi ini penting, karena menyangkut perencanaan nasional dalam mengurangi angka pengangguran terbuka,” imbuhnya.
Eko juga mengungkapkan bahwa mayoritas pemohon AK1 berasal dari usia produktif 18 tahun ke atas, dan sebagian besar memilih untuk memulai karier di perusahaan lokal. Menurutnya, hal ini menunjukkan adanya perubahan sikap: masyarakat kini lebih realistis memanfaatkan peluang kerja yang dekat.
Tak hanya itu, Disnaker juga aktif mendampingi SMK negeri dan swasta dalam membuat sertifikasi kerja. Kolaborasi ini penting untuk memastikan para lulusan memiliki daya saing dan kepercayaan diri saat melamar kerja.
“Kami tahu sekolah punya semangat, tapi sering kesulitan menjangkau perusahaan besar. Di situlah kami hadir, karena kami punya jejaring, bahkan kedekatan personal dengan para pelaku usaha,” katanya.
Melalui pendekatan menyeluruh—dari pencatatan data hingga penguatan jejaring industri—Disnaker Sumenep menegaskan komitmennya sebagai penghubung efektif antara pencari kerja dan dunia usaha. Ke depan, pihaknya juga tengah mempersiapkan gelaran Sumenep Job Fair pada September 2025 sebagai wujud nyata perluasan peluang kerja.
“Kami tak hanya bicara soal angka. Ini tentang masa depan masyarakat Sumenep, dan kami akan terus bergerak,” tutup Eko.