Berita

Pradja Sumenep Sukses Gelar Malam Refleksi Kemerdekaan

123
×

Pradja Sumenep Sukses Gelar Malam Refleksi Kemerdekaan

Sebarkan artikel ini
IMG 20240830 WA0012
Acara tasyakuran dan refleksi kemerdekaan.

SUMENEP, LOCUSJATIM.COM- Pemuda Timur Daya Djaya (Pradja) berhasil menyelenggarakan acara Tasyakuran, Refleksi Kemerdekaan, dan Doa Bersama untuk Pahlawan, di halaman Madrasah Nurul Islam Tamidung, Kecamatan Batang-Batang, Kamis (29/08/2024) malam.

Juga hadir dalam acara ini adalah jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimka) Gapura dan Batang-Batang, serta anggota DPRD Sumenep dari Dapil VI, KH Sami’oeddin.

Malam tasyakuran tersebut diawali dengan santunan anak yatim oleh Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo.

Dalam kesempatan itu, Bupati Fauzi menyampaikan apresiasi terhadap masyarakat dan Pradja atas aspirasi mereka mengenai perbaikan jalan Gapura Tengah-Tamidung, sebuah jalan kabupaten yang sebelumnya kurang diperhatikan.

Ia menyatakan bahwa, berkat informasi dari masyarakat dan pemuda, pembangunan jalan ini menjadi prioritas karena relevansinya dengan pendidikan dan ekonomi desa.

Fauzi berkomitmen untuk menyelesaikan hotmix jalan Gapura Tengah-Tamidung, mengingat sebagian pengerjaan telah dilakukan di Gapura Tengah dan Tamidung.

“Kami bertekad menyelesaikannya pada tahun 2025,” tuturnya kepada masyarakat.

Dalam rangka HUT Ke-79 Republik Indonesia, Bupati Fauzi menekankan bahwa kemerdekaan tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tetapi juga pada pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan gratis dan program tahfidz.

“Kemerdekaan sejati adalah tentang kemandirian, dan kita semua harus memperhatikannya,” ungkap politisi PDI Perjuangan ini.

Acara diakhiri dengan orasi kebangsaan oleh budayawan dan sastrawan Ibnu Hajar serta Kiai M. Faizi Annuqayah.

Ibnu Hajar dalam orasi kebangsaannya memaparkan, pentingnya mensyukuri arti kemerdekaan, salah satunya mengisi ruang publik dengan berbagai kegiatan membawa pengaruh positif kepada masyarakat, terutama kalangan pemuda.

Karena menurutnya, tak dapat dipungkiri, bahwa Indonesia dibangun atas prakarsa dan perjuangan para pemuda. Mulai sumpah pemuda tahun 1928, peristiwa rengas dengklok, ketika naskah proklamasi akan ditulis oleh Bung Karno.

Seluruh peristiwa itu, kata dia, adalah refleksi dari memahami, serta mensyukuri nilai-nilai kemerdekaan, yang perlu untuk dibudayakan kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya anak muda.

“Bahkan hingga era pasca kemerdekaan saat ini, peran pemuda harus dibuktikan sebagai sebuah bentuk refleksi, dari memahami tentang nilai kemerdekaan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *