Kesehatan

Diduga Akibat DBD, Seorang Bayi Berumur 9 Bulan Meninggal Dunia

281
×

Diduga Akibat DBD, Seorang Bayi Berumur 9 Bulan Meninggal Dunia

Sebarkan artikel ini
IMG 20240304 WA0053
Kepala Dinas Kesehatan Jember, dr. Hendro (Foto: Rio)

LOCUSJATIM.COM, JEMBER – Akibat terkena penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Bayi yang baru berumur sembilan bulan dinyatakan meninggal.

Dari catatan Dinas Kesehatan (Dinkes), selama bulan Januari hingga Februari, telah terjadi 400 kasus DBD di Kabupaten Jember.

“Akhir-akhir ini memang terjadi kenaikan jumlah kasus DBD. Jadi selama tahun 2024, total ada 1.593 kasus yang terlapor. Tapi hanya sekitar 400 kasus yang terlapor dalam kategori DBD,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jember, dr. Hendro saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Senin (04/03/2024).

“Jadi Dengue Fever kalau sudah parah, nantinya akan jadi DBD. Gejalanya kalau sudah muncul bercak merah, berarti sudah terkena Demam Berdarah,” lanjutnya.

Mantan Dirut RSD dr. Soebandi itu juga mengatakan bahwa, sepanjang tahun 2024 ini sudah tercatat ada empat orang yang meninggal akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti itu. Diantaranya tiga orang dewasa dan satu bayi.

“Untuk kasus bayi meninggal ini, awalnya hanya demam saja. Kemudian dibawa dan dirawat di rumah sakit. Tapi karena dehidrasi dan tergolong kategorinya berat, akhirnya si bayi itu meninggal. Karena memang untuk bayi tidak kuat menahan dehidrasi, kalau orang dewasa mungkin masih mampu menahan dehidrasi. Tapi untuk bayi daya tahan tubuhnya cepat menurun,” ungkapnya.

Terkait kasus tersebut, lanjut dr. Hendro, sudah terjadi di seluruh wilayah Kabupaten Jember.

“Jadi empat orang yang terkena DBD ini tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Jember. Kasus yang baru ya bayi ini, inisialnya K bayi berumur sembilan bulan. Untuk jenis kelaminnya laki-laki,” lanjutnya.

Guna mencegah penyebaran penyakit DBD tersebut, Dr. Hendro mengajak seluruh masyarakat untuk rutin membersihkan lingkungan sekitar.

“Genangan-genangan air itu juga menjadi salah satu sarang nyamuk, kami berharap untuk masyarakat juga rutin untuk kerja bakti membersihkan wilayah sekitar. Dan tak lupa menerapkan 3M menutup, menguras, dan mengubur barang yang berpotensi menjadi sarang nyamuk,” sambungnya.

Pihaknya juga akan memberoikan edukasi dan sosialisasi terkait pemberantasan sarang nyamuk yang ada di lingkungan sekitar serta melakukan penyemprotan di beberapa tempat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *