Sumenep,locusjatim.com – Penguatan sektor pesisir kembali menjadi perhatian di Sumenep seiring meningkatnya aktivitas budidaya rumput laut dalam beberapa tahun terakhir. Menangkap geliat tersebut, BPRS Bhakti Sumekar menyiapkan pola pembiayaan baru yang langsung menyasar petani sebagai pelaku utama di hulu produksi.
Selama ini, perputaran modal rumput laut lebih banyak terkonsentrasi di tangan pengepul dan pelaku hilir. Akibatnya, petani tetap berada pada posisi lemah dalam rantai bisnis. Melihat kondisi itu, BPRS memilih mengambil langkah berbeda dengan membuka akses permodalan langsung ke lapangan.
Direktur BPRS Bhakti Sumekar, Hairil Fajar, menegaskan bahwa kunci dari kebijakan tersebut adalah penyaluran yang akurat dan terverifikasi. Ia menilai sistem pendataan dinas menjadi dasar penting agar bank dapat menyalurkan pembiayaan kepada petani yang benar-benar aktif membudidayakan.
“Asalkan mereka tercatat resmi, kami bisa memastikan datanya akurat dan pembiayaan tepat sasaran,” ujarnya, Senin (24/11/2025).
Skema yang disiapkan mencakup dua opsi: pembiayaan individu dan pembiayaan kelompok. Namun bagi Hairil, pembiayaan berbasis klaster dinilai lebih solid karena memudahkan pengorganisasian hingga arah pemasaran.
“Model kelompok lebih mudah diperkuat dan diarahkan. Tapi pembudidaya individu tetap bisa kami bantu, selama mereka punya akses pemasaran yang jelas. Tugas kami memberikan dukungan permodalan,” terangnya.
Potensi rumput laut Sumenep dikenal besar, namun berjalan tanpa sokongan APBD yang konsisten. Karena itu, BPRS menilai sinergi lintas lembaga menjadi kunci agar program mampu memberi dampak nyata. Ketergantungan petani pada pengepul diharapkan dapat perlahan berkurang jika modal kerja dapat diakses langsung oleh mereka.
Fajar juga mengingatkan bahwa kerja sama lintas instansi bukan hal baru. Dengan masuknya BPRS ke hulu sektor budidaya, diharapkan peluang petani untuk meningkatkan kapasitas produksi dan posisi tawar dinilai semakin terbuka. Potensi besar rumput laut Sumenep kini berpeluang tumbuh lebih inklusif berkat pembiayaan yang diarahkan langsung ke tangan pelaku utamanya.
“Kami pernah bersama Dinas Perikanan dalam program penguatan modal petani rumput laut. Kalau peluang kolaborasi itu dibuka lagi, kami tentu siap,” pungkasnya.(*)












