Sumenep,locusjatim.com–Puskesmas Pamolokan, Kabupaten Sumenep menilai penggunaan gadget secara berlebihan menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya gangguan konsentrasi hingga masalah kesehatan mental di kalangan pelajar.
Hal itu terungkap dari hasil screening program Layanan Kesehatan Jiwa Anak Remaja Bersama Sekolah (LAKAR BERES) yang telah berjalan dua tahun terakhir.
Kepala Puskesmas Pamolokan drg. Novi Sri Wahyuni menyebut, mayoritas siswa di wilayah kerjanya sulit lepas dari ponsel maupun permainan daring. “Persentasenya sangat tinggi. Mereka menggunakan gadget semua rata-rata. Apalagi ada beberapa sekolah yang memang tidak melarang, jadi masih mencuri-curi,” ungkapnya, Senin (25/08/2025) kemarin.
Novi menjelaskan, LAKAR BERES lahir dari keprihatinan terhadap banyaknya siswa yang kesulitan belajar, sering mengantuk di kelas, hingga tidak mampu berkonsentrasi. Kondisi tersebut, menurutnya, sudah masuk kategori gangguan jiwa yang tidak boleh diabaikan.
“Yang melatar belakangi banyaknya anak sekolah dengan keluhan sebenarnya orang tua yang dari guru juga susah sekali dalam menerima pelajaran. Dan siswa yang tidur, siswa tidak konsentrasi, siswa yang kurang fokus kepada pelajaran itu adalah salah satu gangguan dari kejiwaan,” jelasnya.
Ia menegaskan, gangguan kesehatan mental tidak hanya dialami oleh orang dengan kondisi parah yang kerap dilihat berkeliaran di jalan. Gejala sederhana seperti sulit tidur, kurang fokus, atau tidak bisa konsentrasi, juga harus segera ditangani.
Untuk mendeteksi dini, Puskesmas Pamolokan bekerja sama dengan 45 sekolah dan melibatkan guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP) yang telah dilantik sebagai Duta Sehat Jiwa.
Dia menerangkan, screening dilakukan melalui aplikasi khusus, kemudian hasilnya langsung masuk ke sistem Puskesmas. Dari sana, pihaknya bisa menentukan tindak lanjut, mulai dari konseling dengan psikolog hingga rujukan ke rumah sakit jiwa bila diperlukan.
Program yang melibatkan guru dan sekolah itu mendapat respon positif dari orang tua. Menurut Novi, setiap hasil pemeriksaan dikembalikan ke sekolah untuk ditindaklanjuti bersama orang tua siswa.
“Alhamdulillah respon orang tua luar biasa ya. Ketika kita mengirim screening, mereka langsung menanyakan hasilnya. Komunikasi intensif terus kita lakukan agar anak-anak bisa mendapatkan penanganan cepat,” tambahnya.
Melalui inovasi tersebut, Puskesmas Pamolokan berkomitmen memperkuat edukasi serta layanan kesehatan jiwa pelajar, khususnya untuk mengantisipasi dampak penggunaan gadget yang berlebihan. “Kami ingin anak-anak ini sadar bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik,” pungkas Novi.(*)












