BeritaHeadline

Sekjen PB PMII Diduga Cawe-cawe di Konkorcab Bondowoso, “Sang Adik” Kalah Suara, Sidang Diduga Disebotase

816
×

Sekjen PB PMII Diduga Cawe-cawe di Konkorcab Bondowoso, “Sang Adik” Kalah Suara, Sidang Diduga Disebotase

Sebarkan artikel ini
Konkorcab PB PMII Jatim
Tangkapan layar Tiktok. Foto: Istimewa

Bondowoso, locusjatim.com Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), M Irkham Thamrin, diduga terlibat langsung atau cawe-cawe dalam pelaksanaan Konferensi Koordinator Cabang (Konkorcab) PMII Jawa Timur yang digelar di Kabupaten Bondowoso.

Dugaan keterlibatan itu mencuat setelah muncul kabar bahwa salah satu calon yang disebut sebagai “Sang Adik” Irkham Thamrin mengalami kekalahan dalam perolehan suara.

Persidangan Kongkercab dilaporkan tertunda setelah pimpinan sidang secara tiba-tiba “menghilang”, diduga kuat sebagai bagian dari skenario sabotase untuk menggagalkan kelanjutan forum.

Salah seorang kader PMII Jawa Timur, Andika Wijayan Tara (nama samaran), menyayangkan tindakan yang mencederai nilai-nilai demokrasi dalam tubuh organisasi.

Dia menyebut insiden ini sebagai kemunduran besar bagi proses kaderisasi di PMII.

“Kami sangat menyayangkan cara-cara yang digunakan penuh tekanan, sabotase, dan intrik yang tidak sehat. Ini bukan tradisi yang harus diwariskan,” kata Andika melalui pesan tertulis kepada media, Senin (4/8/2025).

Menurut Andika, sebagai seorang pengurus pusat, Sekjen PB PMII semestinya menjadi teladan dalam menjunjung tinggi etika dan nilai-nilai demokrasi, bukan malah menunjukkan perilaku manipulatif.

“Perilaku culas seperti ini justru mencoreng marwah organisasi dan membahayakan masa depan kaderisasi. Ini bukan hanya memalukan, tapi juga berbahaya,” tegasnya.

Ia menilai, jika pemimpin lahir dari praktik-praktik manipulatif dan transaksional, maka mereka hanya akan menjadi pelayan kepentingan jangka pendek, bukan pelayan kader dan organisasi.

Pemimpin semacam itu, lanjut Andika, cenderung pragmatis, kehilangan visi kaderisasi, dan tidak akan mampu membawa PMII ke arah yang lebih progresif dan idealis.

Ia mendorong agar PKC PMII Jawa Timur dan panitia pelaksana segera mengambil langkah-langkah penyelesaian agar persidangan bisa dilanjutkan dengan menjunjung asas demokratis dan adil.

Andika juga mengajak seluruh kader PMII se-Jawa Timur untuk tetap kritis, independen, dan tidak tunduk pada tekanan, baik yang bersifat materiil maupun simbolik.

“PMII adalah rumah kader, bukan panggung untuk elite politik. Kita harus jaga kemurnian dan integritas organisasi ini,” ujarnya menegaskan.

Ia juga mengingatkan bahwa proses regenerasi kepemimpinan bukan sekadar perebutan jabatan, melainkan ajang konsolidasi ide dan penguatan gerakan mahasiswa.

“Jangan sampai semangat kaderisasi tergerus oleh ambisi pribadi yang membutakan arah perjuangan,” tambahnya.

Sampai berita ini diturunkan, Sekretaris Jenderal PB PMII M Irkham Thamrin belum memberikan tanggapan atas tudingan tersebut meski telah dihubungi melalui pesan WhatsApp.

Situasi ini menyisakan tanda tanya besar terkait integritas dan netralitas pengurus pusat dalam proses demokratisasi di internal organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *