BeritaHeadline

Bondowoso Genjot Transformasi Digital di Sektor Pendidikan

706
×

Bondowoso Genjot Transformasi Digital di Sektor Pendidikan

Sebarkan artikel ini

Bondowoso, locusjatim.com Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso terus mendorong percepatan transformasi digital, khususnya di sektor pendidikan. Salah satu langkah strategisnya adalah membekali para guru dengan kemampuan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) dalam proses belajar-mengajar.

Langkah ini diwujudkan melalui peluncuran Program Pendampingan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran, Deep Learning, dan Finalisasi Data Penelitian, hasil kolaborasi antara Pemkab Bondowoso dan Tim Riset Universitas Negeri Malang (UM), yang secara resmi dibuka oleh Bupati KH Abdul Hamid Wahid, Kamis (31/7/2025).

“Revolusi industri 4.0 sudah hadir nyata dalam kehidupan kita. Sama seperti saat pandemi Covid-19, kita harus mampu beradaptasi, termasuk dengan kehadiran AI,” tegas Bupati Hamid dalam sambutannya.

Ia menambahkan bahwa pemanfaatan teknologi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan mendesak agar dunia pendidikan tidak tertinggal dari perkembangan zaman. Karena itu, Pemkab sangat serius mengawal proses digitalisasi di sekolah-sekolah, mulai dari jenjang dasar hingga menengah.

“Kami menyambut baik kegiatan ini dan berharap ada percepatan transformasi digital agar masyarakat bisa memosisikan diri secara tepat dalam dunia 4.0,” lanjutnya.

Program ini tidak hanya menyasar pemahaman teori, tetapi juga praktik nyata di lapangan, seperti pelatihan pemrograman, pembekalan penggunaan AI dalam pembelajaran, dan pendampingan teknis kepada para guru dan kepala sekolah.

Assoc. Prof. Dr. Juharyanto, M.M., M.Pd., Kepala Pusat Media dan Pendidikan Jarak Jauh UM yang turut hadir sebagai narasumber, menekankan pentingnya kesiapan digital para pendidik.

“Guru dan kepala sekolah harus bertransformasi secara digital. Jangan sampai murid lebih melek teknologi daripada gurunya,” ujarnya.

Ia juga mengingatkan bahwa teknologi seperti AI harus dimanfaatkan secara bijak, dengan pendampingan yang tepat dari guru sebagai pembimbing.
“Anak tidak boleh dibiarkan belajar sendiri tanpa arahan. AI itu bisa bermanfaat, tapi harus dikawal,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Bondowoso, Haeriyah Yuliati, menyebut kegiatan ini sebagai langkah awal menuju perubahan besar dalam dunia pendidikan lokal. Ia menilai, penguasaan teknologi harus dimulai dari guru jika ingin siswa mampu mengikutinya.

“Bagaimana siswa bisa memahami AI kalau gurunya tidak lebih dulu dibekali?” ujarnya.

Dia menambahkan, yang dibutuhkan bukan hanya pemahaman teori, tapi praktik langsung di lapangan. Harapannya, guru dapat mengintegrasikan teknologi ke dalam metode pembelajaran di kelas.

Ia juga menegaskan bahwa guru di era digital memiliki peran yang lebih kompleks—tak hanya sebagai pengajar, tapi juga sebagai penjaga nilai dan etika dalam penggunaan teknologi.

Pemkab Bondowoso menargetkan seluruh sekolah di wilayahnya bisa mengadopsi pendekatan pembelajaran berbasis teknologi secara bertahap. Dengan dukungan dari berbagai pihak, transformasi digital di sektor pendidikan ini diharapkan dapat mempercepat peningkatan mutu pembelajaran dan mencetak generasi yang siap bersaing di masa depan.

“Muara dari semua ini adalah peningkatan mutu pendidikan di Bondowoso. Teknologi, termasuk AI, harus menjadi alat untuk memperluas akses, memperdalam pemahaman, dan menciptakan pembelajaran yang relevan dengan perkembangan zaman,” pungkas Haeriyah.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *