BeritaHeadline

KH. Ramdan Siradj Sebut Achmad Fauzi Punya Kedekatan Emosional dengan Ulama dan Kiai

1009
×

KH. Ramdan Siradj Sebut Achmad Fauzi Punya Kedekatan Emosional dengan Ulama dan Kiai

Sebarkan artikel ini
Sumenep
Achmad Fauzi Wongsojudo saat sowan ke salah satu ulama.

LOCUSJATIM.COM, SUMENEP – Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam Karang Cempaka, Bluto KH. Ramdan Siradj menyebut Achmad Fauzi Wongsojudo, memiliki kedekatan emosional yang kuat dengan para ulama maupun kiai.

Ia mengaku kagum dengan sikap Achmad Fauzi yang selalu menghormati ulama sebagai pilar penting dalam masyarakat, penuntun spiritual yang membawa umat menuju kehidupan yang lebih baik dan bermakna

Lebih lanjut ia mengatakan, di tengah dinamika masyarakat yang semakin kompleks, Achmad Fauzi muncul sebagai sosok teladan yang tak hanya berperan sebagai pelayan masyarakat, tetapi juga berkomitmen menjaga tradisi keagamaan yang diwariskan oleh para ulama.

“Ulama adalah guru kita. Mereka tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga menunjukkan jalan kebaikan,” ujarnya.

Melalui berbagai kolaborasi dengan ulama, kiai, dan masyarakat dalam kegiatan sosial, Fauzi yang juga sebagai Mustasyar MWC NU Batuan itu menunjukkan hubungan emosional yang erat dengan mereka.

Ia meyakini bahwa kehadiran ulama sangat penting dalam membangun karakter bangsa, terutama di era digital yang rentan terhadap pemahaman yang keliru tentang agama.

Achmad Fauzi aktif sowan ke berbagai pondok pesantren, tidak hanya untuk mendengarkan ilmu, tetapi juga memperkuat silaturahmi.

Setiap pertemuan, ia meminta masukan dan doa, yang dijadikannya sebagai refleksi untuk kemajuan. “Saya percaya bahwa komunikasi dan hubungan baik dengan ulama sangat penting,” tambahnya.

Semangat dan dedikasinya, diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk lebih menghargai peran ulama, serta memperkuat komunitas keagamaan.

Dalam kesederhanaan, ia memberikan dampak besar bagi masyarakat sekitarnya, menjadikan sosoknya sebagai contoh nyata cinta terhadap ulama dan pengabdian kepada masyarakat.

“Ulama harus kita libatkan sebagai penuntun hidup yang lebih bermakna,” tukasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *