LOCUSJATIM.COM, JEMBER – Universitas Jember (Unej) melalui Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi (HMJA). Resmi launching program Sekolah Akuntansi Rakyat yang bertempat di Desa Karangpring, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, Jawa Timur pada Jum’at (16/08/2024).
Program tersebut merupakan bagian dari Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Universitas Jember. Dalam program tersebut juga bekerjasama dengan Otoritas Jasa Keuangan Kabupaten Jember, untuk nantinya bisa mengawasi sistem keuangan dengan baik.
Wakil Rektor III Universitas Jember Fandy Setyawan mengatakan, program tersebut salah satunya bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan di desa.
“Karena masyarakat desa punya hak untuk tahu bagaimana memiliki literasi keuangan yang baik, akuntabel, serta kredibel, sehingga nantinya tidak menjadi sasaran kejahatan keuangan,” ujarnya pada wartawan Jum’at (16/08/2024).
Fandy juga mengatakan, mahasiswa Universitas Jember nantinya akan mendampingi dan mengedukasi warga dalam menjaga keuangan mereka selama kurang lebih 6 bulan.
“Apalagi pada masyarakat daerah perkebunan, yang pada saat panen, pasti punya uang. Nah cash flow-nya perlu diedukasi. Jangan sampai pada saat panen, semua dikonsumsi kan, dan pada saat paceklik harus utang,” ulasnya.
Harapan dari program ini, lanjut Fendi, semoga nantinya bisa memberikan dampak yang baik dengan meningkatkan perekonomian desa.
“Kami berharap, ke depan literasi keuangan tak hanya menjadi pengetahuan masyarakat kota dan pedagang saja. Namun juga para petani yang notabene masyarakat desa,” ungkapnya.
Dengan adanya program Sekolah Akuntansi Rakyat, Kepada Desa Karangpring Ahmad Sahri sangat senang dan berterimakasih kepada pihak-pihak yang telah mewujudkan program ini.
“Saya sangat berterimakasih, karena memang program ini dibutuhkan oleh masyarakat. Antusias masyarakat juga tinggi. Karena di desa ini potensi hasil tani itu sangat baik, dan salah satu diantaranya yang paling luar biasa adalah kopi,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Ahmad juga mengatakan, kopi di Desa Karangpring sudah memasuki tahap Nasional. Bahkan kemarin dari hasil perkebunan, hasilnya sudah dipasarkan kemana-mana.
“Kami disini memiliki kebun kopi yang bermacam-macam, mulai dari 1 hektar sampai 5 hektar. Dan hasil setiap tahunnya juga tidak sama, kadang 3 ton, 5 ton, dan yang paling banyak sampai 7 ton,” ungkapnya.
Lanjut Ahmad, terdapat ratusan petani di Desa Karangpring. Dan kebanyakan petani yang berasal dari masyarakat sekitar.
“Kalau keseluruhan kurang lebih ada 200 petani. Khususnya petani yang dari desa itu ada 35 orang, beda dengan yang dari masyarakat,” ulasnya.
Sementara itu Kepala OJK Jember Muhammad Mufid mengatakan, dalam hal ini OJK mengajak para petani yang ada di Desa Karangpring untuk lebih meningkatkan literasi keuangan.
“Kami memberikan pemahaman atas produk keuangan, baik tentang pembiayaan, kredit atau pinjaman,” ujarnya pada wartawan.
“Serta nanti kalau mereka sudah panen, maka kita juga bantu memberikan pemahaman tentang mengelola keuangan yang tepat. Baik itu tabungan atau investasi,” sambungnya.