Pamekasan, locusjatim.com – Seorang dosen asal Pamekasan, Madura, berinisial SM, dilaporkan meninggal dunia di wilayah gurun Taniem, dekat perbatasan Kota Mekkah, Arab Saudi, pada musim haji 2025.
Korban meninggal dunia akibat dehidrasi parah usai menempuh perjalanan ekstrem menggunakan jalur ilegal untuk berhaji.
Ahmad Asir rekan korban bilang, SM, warga Dusun Sumber Batu, Desa Blumbungan, Pamekasan, berangkat ke Tanah Suci pada 25 April 2025 menggunakan visa ziarah multiple. Meski telah diingatkan agar tidak mengambil jalur berisiko, SM tetap bersikeras menunaikan ibadah haji melalui jalur tidak resmi.
“Kemarin sebelum berangkat, dia bilang pakai visa punya orang. Saya sudah ingatkan soal ketatnya pengawasan, tapi dia tetap yakin akan lancar,” ujarnya.
Setibanya di Mekkah, SM sempat memberi kabar telah menunaikan umrah pertama. Namun tak lama, kontak terputus. Kabar duka diterima keluarga dan rekan-rekannya pada 27 Mei 2025, bahwa SM ditemukan tak meninggal di tengah padang pasir wilayah Jumum. Ia ditemukan oleh patroli drone keamanan Arab Saudi bersama dua WNI lain, J dan S, yang dalam kondisi lemah akibat dehidrasi dan kini dirawat di rumah sakit Jeddah.
Informasi menyebutkan, SM sempat tertangkap razia dan dideportasi ke Jeddah. Namun bersama 10 orang lainnya, ia kembali mencoba memasuki Mekkah melalui gurun dengan menumpang taksi gelap. Sopir taksi yang ketakutan karena patroli aparat, memaksa mereka turun di tengah gurun. Tujuh dari rombongan ditangkap, tiga lainnya, termasuk SM, sempat lolos. Namun hanya dua yang selamat.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah telah berkoordinasi dengan keluarga korban dan tengah memfasilitasi proses pemakaman.
Konsul Jenderal RI di Jeddah, Yusron, menegaskan bahwa pemerintah Arab Saudi memberlakukan pengawasan ketat terhadap jemaah haji ilegal. Ia mengimbau seluruh WNI agar tidak tergoda tawaran haji non-prosedural yang melanggar hukum dan berisiko tinggi terhadap keselamatan jiwa.