Berita

DPMD Sumenep Sebut Kolaborasi Pemdes dan PLN Jadi Kunci Keberhasilan Program Listrik 12 Jam di Giliraja

542
×

DPMD Sumenep Sebut Kolaborasi Pemdes dan PLN Jadi Kunci Keberhasilan Program Listrik 12 Jam di Giliraja

Sebarkan artikel ini
DPMD sumenep
Kepala DPMD Sumenep, Anwar Syahroni Yusuf. Foto: Rifki/locusjatim.com

Sumenep, locusjatim.comPemerintah Kabupaten Sumenep melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) mengimbau seluruh pemerintah desa di Pulau Giliraja untuk aktif berkolaborasi dengan PLN.

Imbauan tersebut, dianggap sangat penting karena kolaborasi tersebut diyakini menjadi kunci sukses dalam merealisasikan program perluasan layanan listrik yang akan meningkatkan durasi pasokan listrik dari enam jam menjadi dua belas jam per hari, yang dijadwalkan mulai Mei 2025.

Kepala DPMD Sumenep, Anwar Syahroni Yusuf, menegaskan bahwa program ini bukan hanya menjadi tanggung jawab PLN semata. Tanpa dukungan penuh dari pemerintah desa dan masyarakat, upaya untuk menjaga operasional listrik yang stabil dan berkelanjutan akan sulit terwujud.

“Keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi. Bukan hanya PLN yang bekerja, tetapi pemerintah desa dan masyarakat juga harus ikut serta, baik dalam aspek teknis di lapangan maupun komunikasi dengan warga,” ujar Anwar dalam pertemuan yang juga dihadiri Wakil Bupati Sumenep dan jajaran PLN UP3 Madura.

Anwar memberikan contoh nyata, salah satunya adalah pemangkasan pohon yang sering mengganggu jaringan listrik. Dengan koordinasi yang baik antara desa dan PLN, hal-hal seperti ini dapat dicegah lebih awal tanpa menimbulkan gangguan pada aliran listrik.

Selain itu, Anwar menekankan peran penting pemerintah desa dalam menyebarluaskan informasi kepada masyarakat. Ia mengatakan, kepala desa memiliki jejaring yang luas, dan harus memanfaatkannya untuk menyampaikan informasi terkait jadwal pemeliharaan atau gangguan listrik agar tidak terjadi salah paham.

Sebagai langkah konkret dalam memperkuat kolaborasi, Anwar menyarankan pembentukan forum komunikasi bersama, seperti grup WhatsApp yang melibatkan kepala desa, perangkat dusun, dan pihak PLN. Forum ini diharapkan menjadi jalur komunikasi yang efektif dan responsif dalam menangani persoalan kelistrikan secara real-time.

Lebih jauh, Anwar juga menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik terhadap program ini. Menurutnya, jika masyarakat merasa dilibatkan dan dihargai, mereka akan lebih peduli dan bertanggung jawab terhadap keberlangsungan layanan listrik di wilayah mereka.

“Kolaborasi ini bukan hanya soal teknis, tapi juga soal rasa memiliki. Jika masyarakat merasa punya andil, mereka akan ikut menjaga. Ini sangat penting untuk keberlangsungan jangka panjang,” ujar Anwar.

Merespons imbauan tersebut, Kepala Desa Banbaru, Zainal Abidin, menyatakan kesiapan untuk mendukung penuh kolaborasi lintas sektor. Ia mewakili empat kepala desa di Giliraja yang menyatakan siap bahu-membahu bersama PLN dan pemerintah daerah.

“Kami menyambut baik arahan Pak Kadis. Kami di desa siap mendukung, mulai dari pemangkasan pohon, pengawasan jaringan, hingga menyampaikan informasi kepada warga,” ujar Zainal.

Zainal juga menilai bahwa peningkatan layanan listrik akan membawa dampak positif bagi aktivitas masyarakat, terutama dalam bidang pendidikan, pelayanan publik, dan perekonomian lokal.

“Jika listrik tersedia lebih lama, anak-anak bisa belajar lebih nyaman, pelayanan balai desa berjalan lancar, dan usaha warga juga akan meningkat,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *