BeritaHeadline

Dishub Kurangi Operasional Pesawat Perintis Efisiensi Anggaran Perhubungan Udara

579
×

Dishub Kurangi Operasional Pesawat Perintis Efisiensi Anggaran Perhubungan Udara

Sebarkan artikel ini
Jember
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jember, Agus Wijaya. Foto: Istimewa

locusjatim.com, Jember – Kementrian Perhubungan lewat Dinas Perhubungan (Dishub) mengurangi operasional pesawat perintis, khususnya rute Bawean menuju Sumenep, serta Sumenep menuju Jember.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jember Agus Wijaya, dirinya mengatakan pengurangan operasional tersebut, bertujuan untuk efisiensi anggaran di bidang perhubungan udara.

“Jadi kita dapat berita dari beberapa minggu yang lalu dari Kementerian Perhubungan Udara, bahwa dengan adanya efisiensi anggaran untuk di bidang perhubungan udara, ini ada pengurangan,” ujarnya saat dikonfirmasi, Kamis (26/12/2024).

Bahkan Agus juga mengatakan, pesawat perintis untuk rute Jember juga ditiadakan.

“Khususnya Bawean menuju Sumenep yang tadinya tiga menjadi dua, dua menjadi satu, dan kita dari Jember itu ada satu pesawat tapi dua kali penerbangan, ini juga ditiadakan,” sambungnya.

Sementara melihat permintaan dari masyarakat Jember yang masih besar terkait penerbangan tersebut, lanjut Agus, pihaknya menawarkan maskapai swasta yang ada di Jember.

“Jadi kita mencoba dengan maskapai swasta yang ada memang di Bandara Jember yaitu menjadi home base. Home base yang ada di Bandara Jember ini adalah pesawat PT. Numpak Mabur Aviation (Numa) yang kebetulan kita tawarkan dan kita coba untuk bisa membantu demand dari masyarakat Jember yang ke Sumenep ataupun dari Sumenep ke Bawean,” ungkapnya.

“Bahkan kita juga akan mencoba dengan pesawat yang kepunyaan swasta ini, ini kita coba dari Jember ke Surabaya dan Surabaya Sumenep dan Sumenep Bawean. Artinya kita mencari supaya tidak ada kekosongan yang ada di Bandara Jember. Insyaallah kalau Januari sudah selesai, kita akan coba langsung dengan Jember Surabaya, Surabaya Sumenep, Sumenep Bawean,” sambungnya.

Agus juga mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dishub Kabupaten Gresik dan Kabupaten Sumenep, terkait penerbangan tersebut.

“Ini masih kita pakai Grand Cessna yang kebetulan pesawat empat. Jadi kalau di kemarin itu sudah saya koordinasikan dengan Dinas Perhubungan Gresik dan Dinas Perhubungan Sumenep. Mereka mengizinkan karena mereka memang di Sumenep maupun di Gresik itu khususnya di Pulau Bawean sangat tinggi demandnya,” ulasnya.

“Sehingga kalau demand (permintaan) tinggi masyarakat pun tidak mempermasalahkan, kalau seandainya ini ada harga yang menurut saya itu ada harga harus kesepakatan antara pemilik pesawat dan masyarakat yang menggunakan,” sambungnya.

Terkait penerbangan komersial, lanjut Agus, menunggu perkembangan lebih lanjut. “Nanti kita lihat perkembangan kalau untuk rute komersial. Karena memang pesawat ini kan memang khusus Carter, jadi memang kebutuhan sesuai dengan keinginan dari masyarakat dan ke tempat tujuan,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *