LOCUSJATIM.COM, SUMENEP- Dugaan ketidakterbukaan terkait uang transport pelantikan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di Desa Prenduan, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, menjadi perhatian publik.
Ketua Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Prenduan, Amir, disebut sulit untuk dikonfirmasi mengenai persoalan tersebut. Bahkan dirinya memilih untuk mematikan telpon dari media locusjatim.com.
Diinformasikan, ketika redaksi mencoba menghubungi Ketua PPS Desa Prenduan, Amir, untuk meminta klarifikasi, telepon yang semula diangkat langsung dimatikan setelah pertanyaan terkait uang transport dilontarkan.
Hingga berita ini diturunkan, Amir masih belum memberikan tanggapan resmi mengenai tidak diberikannya yang transport pelantikan KPPS tersebut.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah KPPS Desa Prenduan merasa kecewa karena, meski sudah datang dalam acara pelantikan namun tidak mendapatkan uang transport.
Padahal sesuai informasi yang diterima dari KPU Sumenep, uang transport pelantika dan Bimtek KPPS telah dicairkan kepada PPS. Anehnya, hingga saat ini tidak ada penjelasan dari pihak PPS mengenai hal tersebut.
AN, salah satu anggota KPPS Desa Prenduan, pihaknya tidak pernah menerima uang transportasi meski telah menghadiri pelantikan yang diselenggarakan menjelang pemungutan suara.
“Terkait acara pelantikan KPPS, sampai saat ini kami tidak menerima biaya transport. Tidak tau sebetulnya gimana,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh ML, anggota KPPS lainnya, yang mengaku kecewa dengan ketidaktransparanan dalam pengelolaan dana tersebut.
Menurutnya, saat Bimtek di Balai Desa setempat dirinya hanya menerima uang transport sebesar Rp 50 ribu. Sedangkan untuk pelantikan, sama sekali tidak menerimanya.
Dirinya tidak sama sekali tidak mengetahui, alasan saat pelantikan tidak ada uang transport. Padahal, di sejumlah desa lainnya dirinya mendapatkan informasi bahwa KPPS menerima uang transprot baik pelantikan, maupun Bimtek.
“Untuk pelantikan belum dibayar, gak tau ya sudah ada atau tidak. Untuk sosialisasi Bimtek di balai itu hanya dikasi Rp 50 ribu,” tutupnya.