LOCUSJATIM.COM, SUMENEP – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menargetkan realisasi investasi daerah di tahun 2024, mencapai angka Rp 2,5 miliar.
Target tersebut tak lepas dari realisasi investasi di Sumenep, mengalami trend yang positif.
Hal tersebut, sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sumenep Abd Rahman Riadi kepada sejumlah media.
Menurutnya, pada tahun 2022, realisasi investasi di Kota Keris mencapai Rp 1.777.132.906.063 dengan serapan tenaga kerja sebanyak 31.227 orang.
Angka tersebut, mengalami peningkatan pada tahun 2023, menjadi Rp 2.101.692.051.534, yang juga diikuti bertambahnya tenaga kerja, dengan jumlah total 45.454 orang.
Sementara per September 2024, Pemkab Sumenep telah berhasil mencapai nilai realisasi investasi sebesar 2.417.185.183.466.
Abd Rahman memaparkan, peningkatan angka investasi yang cukup signifikan itu tak lepas dari sejumlah program yang dihadirkan oleh Pemkab Sumenep di bawah pemerintahan Achmad Fauzi Wongsojudo, khususnya dalam hal kemudahan perizinan usaha hingga penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi para pelaku UMKM.
Berdasarkan data OSS RBA disebutkan, Tahun 2022 NIB di Kabupaten Sumenep mencapai 13.200 meningkat menjadi 14.207 di tahun 2023 dan per 30 September 2024 sudah mencapai 14.078.
“UMKM merupakan back bone perekonomian di Kabupaten Sumenep,” ungkap Abd. Rahman dikutip dari siaran pers Pemkab Sumenep, Selasa (15/10/2024).
Sementara faktor pengaruh lainnya adalah, adanya peningkatan infrastruktur, pariwisata, promosi, Investment Summit dan lain sebagainya sehingga mampu menarik perhatian investor, baik dari dalam negeri maupun asing.
Maka tak heran, dengan pencapaian positif dan komponen tersebut, Pemkab Sumenep optimis menargetkan realisasi investasi sebesar Rp 2,5 triliun.
Sebab, dengan meningkatnya investasi, kata Rahman juga akan berdampak terhadap tingkat pengangguran terbuka (TPT).
Berdasarkan data BPS, TPT Sumenep pada tahun 2022 di angka 1,36 terendah di Jatim, sedangkan tahun 2023 mencapai 1,71.
Hal itu juga berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumenep. Tahun 2021 mencapai 2,61 persen, naik menjadi 3,11 persen, di tahun 2023 dan terus naik mencapai 5,35 persen.
Rahman menjelaskan, investasi memiliki pengaruh ganda untuk jangka panjang (long-term). Pada satu sisi, investasi berpengaruh terhadap perkembangan produksi di daerah karena ketersediaan stok modal yang menjadi faktor penting kelangsungan dunia usaha.
Di sisi lain, ia mengungkapkan investasi berpengaruh pada permintaan agregat.
“Untuk mencapai steady state growth atau pertumbuhan ekonomi yang semakin baik diperlukan kondisi di mana para pelaku usaha memiliki harapan dan pandangan yang cenderung stabil,” tandasnya.