LOCUSJATIM.COM, SUMENEP- Seperti Jakarta, Kabupaten Sumenep juga memiliki Kota Tua yang tak hanya indah, tetapi juga menyimpan warisan sejarah.
Wisata haritage itu bernama Kota Tua Kalianget, sebuah kawasan di kecamatan setempat dengan deretan bangunan tua bergaya kolonial Belanda yang masih kokoh berdiri hingga saat ini.
Padahal, bangunan-bangunan tersebut sudah berdiri di sana lebih dari seabad yang lalu. Di masa kolonial dulu, Kalianget merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi dan industri, terutama di sektor produksi garam.
Sebagai pusat kegiatan ekonomi dan industri, Belanda yang saat itu menguasai daerah tersebut pun membangun sejumlah infrastruktur penting yang berperan besar dalam perdagangan dan pengelolaan sumber daya.
Oleh sebab itu, tak heran jika beberapa bangunan yang ada di Kalianget saat itu memiliki arsitektur khas Belanda yang megah dan detail.
Hingga saat ini, meski usia bangunan sudah lebih dari seratus tahun, bangunan-bangunan tersebut masih kokoh berdiri dan hanya mengalami sedikit renovasi yang tetap mempertahankan bentuk aslinya.
Sehingga keotentikan arsitektur Belanda di bangunan-bangunan tersebut masih sangat terasa, dan menjadi daya tarik tersendiri saat berkunjung ke kawasan pesisir pantai itu.
Beberapa peninggalan VOC, yang menjadi jejak Kota Tua Kalianget itu terlihat di sejumlah bangunan, seperti RSI Kalianget, rumah-rumah yang bercorak Eropa, hingga beberapa yang lain dengan fungsi beragamnya.
Selain itu, ada pula peninggalan era kolonial, saat berkuasa di Kabupaten Sumenep, diantaranya pos jaga kuno bergaya Eropa dan Belanda, gedung pembangkit listrik yang didirikan pada tahun 1914 dengan arsitektur cantik dan artistik, lokomotif dan lori yang dulu dipakai mengangkut garam dari ladang-ladang petani, pelabuhan tua, serta cerobong pabrik.
Beberapa bangunan penting tersebut bahkan masih menyimpan fungsi aslinya meski tidak digunakan secara aktif.
Dilihat dari model arsitektural, bangunan-bangunan di Kota Tua Kalianget cenderung terpengaruh kebudayaan indisch yang berkembang di Indonesia pada abad 17-18 masehi.
Jendela-jendela besar dengan rangka kayu yang berornamen, pintu-pintu tebal dari kayu jati, serta dinding-dinding tebal yang dibangun untuk menahan panas tropis adalah beberapa ciri khas arsitektur kolonial di kawasan ini.
Kemudian, ada pula rumah-rumah pejabat kolonial yang menawarkan pemandangan interior khas Belanda, lengkap dengan lantai ubin yang artistik serta atap tinggi yang dirancang untuk menahan panas tropis.
Karenanya, ketika memasuki wilayah Kota Tua Kalianget ada sensasi kembali ke zaman dulu. Jalanan yang tenang, diapit bangunan-bangunan kono yang berjejer rapi sukses menciptakan atmosfer masa kolonial.
Kini, gedung-gedung bekas kantor administrasi kolonial, rumah pejabat tinggi Belanda, hingga bekas pabrik garam berdiri sebagai saksi bisu masa kejayaan Kalianget di era kolonial.
Bahkan, bangunan bekas pabrik garam yang dulu menjadi pusat kegiatan ekonomi, saat ini memiliki daya tarik tersendiri. Sebagai objek wisata sejarah, di tempat tersebut, pengunjung bisa melihat jejak sejarah pengelolaan garam di Madura.
Setelah puas menjelajahi sejarah masa lalu lewat bangunan-bangunan di Kota Tua Kalianget, pesona alam di Kalianget juga tak kalah menyenangkan untuk dijelajahi.
Berada di kawasan pesisir, para wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut juga bisa menikmati hamparan laut yang memanjakan mata.
Jalanan yang rindang dengan deretan pohon-pohon besar, menambah kesejukan suasana di kawasan tersebut, menjadikannya tempat yang nyaman untuk bersepeda menyusuri keindahan kota tua, maupun berjalan kaki menikmati ketenangannya.
Bagi para pecinta sejarah, arsitektur, dan fotografi, Kota Tua Kalianget jadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berkunjung ke Sumenep.
Sebab kawasan tersebut tak hanya memberikan pemandangan yang indah dipandang mata, tetapi juga cantik diabadikan dalam bidikan kamera.