LOCUSJATIM.COM, SUMENEP – Sebanyak 2.000 guru ngaji di Sumenep sudah tercover BPJS Ketenagakerjaan untuk kategori pekerja rentan, yang dibiayai oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.
Kepala Bagian Kesejahteraan Masyarakat Setdakab Sumenep, Kamiluddin mengatakan ribuan guru ngaji yang tercover BPJS Ketenagakerjaan itu tersebar di 27 kecamatan.
Kamiluddin mengungkapkan, pemberian BPJS Ketenagakerjaan untuk pekerja rentan itu merupakan bagaian dari wujud nyata kepedulian Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo kepada masyarakat, termasuk para guru ngaji yang sudah berdedikasi dalam pendidikan agama anak-anak, serta memberantas buta aksara khususnya bahasa Arab.
Adapun besaran premi yang dibayarkan untuk setiap penerima program tersebut, kata Kamiluddin sebesar Rp16.800 per bulan, bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) TA 2024 dengan total anggaran mencapai Rp 2,4 miliar.
Lebih lanjut ia menjabarkan, selama masa kepemimipan Bupati Fauzi, total sudah ada kucuran dana sebesar Rp 6,7 miliar yang diperuntukan untuk guru ngaji di luar dari program BPSJ Ketenagakerjaan.
Untuk tahun 2021, dana yang dikucurkan sebesar Rp 1,9 miliar yang diberikan kepada 1.660 guru ngaji, dan masing-masing penerima mendapat Rp 1,2 juta. Di tahun 2022 angka tersebut meningkat menjadi Rp2,4 miliar untuk 2.017 guru ngaji. Lalu, pada tahun 2023 kembali dianggarkan dengan jumlah anggaran Rp2,4 miliar bagi 2.025 guru ngaji.
Salah satu penerima bantuan, Muhammad Hasan Basri mengungkapkan, melalui kebijakan yang dikeluarkan oleh Bupati Fauzi, ia dan rekan-rekan sejawatnya menjadi sangat terbantu.
Ia menilai, besaran angka yang diberikan tidak bisa dibandingkan dengan kepedulian yang ditunjukan Bupati Fauzi untuk mensejahterakan seluruh elemen masyarakat, termasuk para guru ngaji.
“Terimakasih Pak Bupati, selama ini selalu peduli kepada kami sebagai guru ngaji. Semoga barokah,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo mengungkapkan apresiasinya kepada Bagian Kesra.
Menurutnya, kebijakannya tidak akan berjalan maksimal tanpa dedikasi bagian kesra dalam menjalankan tugas.
Karena dedikasi itulah, kata Fauzi program yang sudah digagas bisa dilaksanakan, dan dibagikan secara merata kepada para guru ngaji.
“Kolaborasi yang baik akan melahirkan progres yang maksimal. Itulah harapan kami,” tutupnya.