Artikel

Mencari Sosok Ideal Figur Calon Bupati Sumenep 2024-2029

316
×

Mencari Sosok Ideal Figur Calon Bupati Sumenep 2024-2029

Sebarkan artikel ini
IMG 20240823 WA0022

Mencari Sosok Ideal Figur Calon Bupati Sumenep 2024-2029

Oleh. Ibnu Hajar, M.Pd (Sastrawan/Budayawan Tinggal di sumenep)

Pilkada Sumenep yang akan dilangsungkan pada tahun ini merupakan kesempatan bagi Sumenep untuk memilih pemimpin secara langsung. Pilkada dengan model pemilihan langsung merupakan terobosan yang tepat untuk memberikan kebebasan yang besar kepada masyarakat dalam menentukan pilihannya.

Sebagai bagian dari proses seleksi kepemimpinan, Pilkada merupakan pintu masuk bagi masyarakat dalam menentukan sosok pemimpin yang diharapkan. Sejumlah bakal calon yang muncul, menandakan adanya dinamika demokrasi yang cukup bagus di Sumenep. Namun demikian, dari sekian bakal calon yang muncul l, semuanya tentu saja baik, tetapi dalam proses Pilkada akan ditentukan bakal calon yang terbaik dari sekian yang baik.

Dalam keterkaitan itu, sosok dan figur calon Bupati Sumenep yang akan dipilih harus didasarkan pada kriteria yang ideal, sehingga sosok ini nantinya dapat menjadi pemimpin yang tidak merugikan masyarakat. Pemimpin dengan kriteria yang jelas dan terukur harus dijadikan sebagai acuan untuk dipilih dan diberi mandat masyarakat lima tahun ke depan.

Secara umum, kriteria sosok pemimpin Sumenep baru adalah ia yang memiliki konsep dan arah kepemimpinan yang jelas dan terukur dengan baik. Hal itu misalnya bisa terangkum dalam satu konsep yang ditawarkan oleh Ki Hajar Dewantoro yang seringkali dijadikan sebagai pegangan, yakni Ing Ngarso Sung Tulodo Ing Madyo Mangun Karso Tutwuri Handayani. Dalam hal ini, asumsi Ki Hajar Dewantoro bisa dijadikan sebagai pijakan dan dasar dalam memilih serta memilah seorang pemimpin.

Seorang pemimpin memang harus mampu menjadi teladan, harus mampu menjadi mediator pembangkit kreatifitas bagi yang dipimpinnya, dan harus bersikap kesatria dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang sedang dan akan dihadapi oleh komunitasnya. Inilah ciri utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam melakukan upaya kepemimpinan.

Apa yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantoro sebenarnya merupakan penegasan ulang terhadap model dan potret kepemimpinan, seperti yang pernah diamalkan oleh Rasulullah dalam memimpin institusi-religius bernama agama Islam (Din al-Islam).

Sebab, bagaimanapun tipe dan model kepemimpinan Rasulullah adalah referensi paling luhur dan tepat yang harus ditiru oleh semua orang, khususnya umat muslim. Kepemimpinan Rasulullah adalah perwujudan dari semangat Qur’ani dan sunah yang menjadi landasan utama dan pertama umat muslim yang harus diterjemahkan secara konkret, karena yang dilakukan oleh Rasulullah adalah wa ma yantiqu anil hawa, in huwa illa wahyuy yuha sekaligus apa yang dilakukan oleh Rasulullah adalah simbol keteladanan laqod jaa’akum rasulun min anfusikum azizun alaihi ma anittum harisum alaikum bil mukminina ra’ufun rahim.

Rasulullah adalah seorang teladan yang pantas dan layak dijadikan barometer dalam setiap aktifitas kehidupan kita dalam segala bentuknya, baik aktifitas mahdloh, maupun aktifitas yang ghairu mahdloh, termasuk bagaimana tradisi dan ciri khas kepemimpinan Rasulullah, yang sekaligus menjadi landasan kepemimpinan dalam Islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *