Features

Peminat Daun Lontar Muda Sumenep Tinggi, Pengiriman Tembus Jawa hingga Bali

129
×

Peminat Daun Lontar Muda Sumenep Tinggi, Pengiriman Tembus Jawa hingga Bali

Sebarkan artikel ini
IMG 20230813 WA0036
Daun lontar muda yang sedang dalam proses pengeringan. Foto: Istimewa

SUMENEP, locusjatim.com- Peminat daun lontar muda atau lebih dikenal dengan sebutan popos Sumenep, diketahui cukup tinggi. Maka tak heran, jika pengirimannya mampu menembus pasar Jawa hingga Bali.

Salah satunya, sebagaimana yang dialami oleh sejumlah penjual daun lontar di Desa Karduluk, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep. Mereka kerap kali banjir orderan, baik dari luar Sumenep, Jawa sampai ke Pulau Bali.

Selain digunakan sebagai bahan dasar bungkus ketupat, daun lontar muda, biasanya juga menjadi bahan dasar untuk berbagai kerajinan tangan, baik oleh-oleh berupa aksesoris dan tas, hingga ornamen upacara adat di Pulau Dewata Bali, salah satunya adalah Galungan.

Seorang penjual daun lontar muda A. Rofik mengatakan, peminat daun lontar muda atau biasa dikenal dengan istilah popos, dari luar Madura memang cukup tinggi.

Menurutnya, jumlah pengiriman ke luar Madura biasanya akan bertambah, jika mendekati hari-hari libur dan peringatan upacara adat di Bali. Sedangkan, untuk di Pulau Jawa meningkat, ketika memasuki momentum hari raya ketupat.

“Alhamdulillah, untuk pengiriman daun lontar muda atau biasa dikenal dengan popos, bisa sampai luar Jawa bahkan di Bali, itu sangat diminati,” ungkapnya, Minggu (13/08/2023).

Sementara untuk harga sendiri, kata dia beragam sesuai dengan jenis daun lontar yang dipesan. Saat Hari Raya Galungan, harga daun lontar cenderung mengalami kenaikan, yakni daun lontar kuning ukuran jumbo Rp 12 ribu, kuning menengah Rp 7.000 dan hijau Rp 2.500/lembarnya.

Sedangkan di luar waktu tersebut, lanjut Rofik harga daun lontar akan berada pada kisaran antara Rp 2 ribu hingga Rp 8.500 saja.

“Bermacam kalau harganya, sesuai dengan jenis daunnya,” lanjutnya.

Dia menjelaskan, sebelum dikirim ke luar Sumenep, daun lontar muda yang diambil oleh pemanjat, biasanya harus dijemur terlebih dahulu, kurang lebih dua sampai lima hari, tergantung dengan cuaca dan panas matahari.

Pengeringan itu ditujukan, agar kualitas dan warna daun lontar tetap terjaga, sehingga tidak membusuk selama proses pengiriman. Dan masih mengeluarkan wangi khas daun lontar muda.

Untuk daun lontar yang masih sangat muda, pada umumnya akan dikeringkan dengan cara digantung menggunakan batang bambu, agar bisa mekar dengan sempurna. Sementara, daun lontar yang mulai menua, akan dijemur langsung di tanah.

“Kalau musim kemarau itu dua sampai tiga hari, tapi kalau musim hujan bisa sampai satu minggu jemurnya,” tandasnya.

Penulis : Faris

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *