LOCUSJATIM.COM, SUMENEP- Harga cabai di Sumenep semakin pedas, bahkan sudah mencapai angka Rp 80.000 per kilogram.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perindag Sumenep Moh. Ramli mengatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga cabai di pasar.
Diantaranya, kata dia meningkatnya permintaan cabai yang disebabkan karena banyaknya kegiatan kemasyarakatan serta musim panen yang membuat pola belanja juga ikut berubah.
“Kemudian dari sisi ketersediaan stoknya, kan kalau di Madura kan area tanam untuk cabe ini kan berkurang di musim tanam yang sekarang, karena petani kita banyak yang beralih ke tembakau, termasuk komoditi lainnya artinya banyak beralih ke komoditi lain,” jelasnya.
Kendati demikian ia mengimbau kepada masyarakat, baik pembeli maupun penjual untuk tetap berprilaku wajar dalam menghadapi kenaikan harga tersebut.
Bagi penjual, ia mengingatkan untuk tidak menahan stok yang bisa berimbas pada meroketnya harga cabai.
Sementara untuk pembeli, ia mengimbau untuk berbelanja dengan wajar, dan tidak melakukan punic buying.
“Pandangan bijaknya, kalau kami di sisi pemerintah kepada para pihak berbelanja, di sisi pembeli, konsumen belanja yang wajar jangan ada kepanikan, jangan ada aksi borong. Begitu juga dari sisi penjual jangan menahan stok,” tegasnya.
Selain itu untuk mengontrol kenaikan harga, pihaknya juga telah melakukan sidak langsung di pasar-pasar dan mengupdate harganya setiap hari bersama dengan harga-harga bahan pokok lain.
“Kami tiap hari melakukan survei pasar. Ada koresponden khusus yang connect dengan kami, tidak hanya di harga cabai tapi bahan pokok penting lainnya. Itu kita update harga dan ada laporan secara hierarki ke provinsi sampai ke pusat,” paparnya.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan terus berupaya untuk memantau kelancaran distribusi, termasuk ke arah kepulauan, agar harga di pasaran tetap stabil.
“Itu menjadi atensi kami juga. Kelancaran distribusi kan juga menentukan, untuk kaitannya dengan harga itu,” pungkasnya.