SUMENEP, locusjatim.com – Bawang goreng yang diproduksi oleh anggota binaan DKPP melalui Koperasi Badan Usaha Milik Petani (BUMP) di Kecamatan Rubaru berhasil tembus pasar Belanda.
Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo mengatakan, hal tersebut menjadi kali pertama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep mengekspor bawang goreng ke Belanda.
Ia memaparkan, sebelum berhasil mengekspor bawang goreng pihaknya telah melakukan banyak tahapan. Diantaranya mengenalkan beberapa produk asli Sumenep di negeri kincir angin tersebut.
Saat di sana, kata pria yang akrab disapa Cak Fauzi itu, pihaknya bertemu dengan Asosiasi Pengusaha Indonesia di Belanda. Lalu, ada anggota asosiasi tersebut yang berkunjung ke Sumenep dan meminta untuk dilakukan tes market pada produk Bawang Goreng.
Kemudian, dirinya mengungkapkan kalau hasil tes dinyatakan baik. Lalu pada Agustus 2023 kemarin berlanjut dengan kesepakatan kontrak kerjasama selama lima tahun antara PT PIR BUMP Sumenep memproduksi bawang goreng dan Ben Helan Trading.
“Kontrak lima tahun itu disesuaikan dengan kebutuhan mereka (PT. PIR, Red) kurang lebih 400 ribu USD,” katanya.
Angka itu lanjut dia, telah disesuaikan dengan kebutuhan pasar serta kemampuan produksinya.
Atas keberhasilan itu, tidak menutup kemungkinan jika bawang goreng Sumenep bisa menembus pasar dunia seperti Uni Eropa karena secara aturan lanjutnya masih terbilang sama.
“Kami berharap, produk kita ini bisa diminati oleh banyak kalangan di berbagai penjuru dunia,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep, Arif Firmanto menjelaskan, bawang goreng yang diekspor dikemas dengan berbagai ukuran, mulau dari 100 Kg hingga 500 Kg.
“Bawang goreng yang kita ekspor ke Belanda itu dengan kemasan yang berbeda. Mulai dari 100 hingga 500 Kilogram,” jelasnya.
Selain mensupport ke depan, pihaknya juga akan memastikan produk yang dieskpor adalah kualitas terbaik sebagaimana yang diharapkan para pengusaha.
Selanjutnya jika permintaan semakin menjngkat, pihaknya pun telah merencanakan kerjasama dengan empat kabupaten lain di Pulau Madura untuk penanaman bawang merah.
Semua itu, ujar Arif semata hanya untuk kesejahteraan masyarakat.
“Lebih dari itu semua untuk menjamin kesejahteraan masyarakat khususnya petani,” tukasnya.