Sumenep, locusjatim.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menetapkan Tari Kolosal 1.000 Topeng sebagai agenda tahunan mulai tahun 2026 mendatang. Keputusan ini menjadi tonggak penting dalam upaya memperkuat identitas budaya lokal sekaligus mengembangkan sektor pariwisata berbasis kearifan daerah.
Penetapan itu diumumkan langsung oleh Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, usai melihat besarnya animo masyarakat dan wisatawan pada pertunjukan Tari 1.000 Topeng yang digelar dalam rangkaian Hari Jadi ke-756 Kabupaten Sumenep baru-baru ini.
“Kami ingin budaya menjadi napas pembangunan daerah. Tari 1.000 Topeng bukan sekadar hiburan, tetapi wujud pelestarian nilai-nilai luhur yang telah menjadi identitas Sumenep selama berabad-abad,” ujar Bupati Fauzi, Selasa (11/11/2025).
Mulai tahun depan, Tari 1.000 Topeng akan dimasukkan dalam 110 Kalender Event Wisata Sumenep 2026, sejajar dengan Festival Musik Tong-Tong yang selama ini menjadi ikon budaya Madura bagian timur.
“Respons masyarakat luar biasa positif. Karena itu, mulai tahun depan Tari 1.000 Topeng akan menjadi event tahunan sejajar Festival Tong-Tong,” tambahnya.
Bupati Fauzi menegaskan, kebijakan ini bukan hanya langkah pelestarian budaya, tetapi juga strategi nyata untuk memperkuat ekonomi kreatif masyarakat. Melalui kegiatan berbasis budaya, pemerintah ingin menciptakan peluang bagi para seniman, pelaku UMKM, dan sektor wisata lokal untuk tumbuh bersama.
“Kita ingin budaya Sumenep tidak hanya lestari, tetapi juga memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat,” tegasnya.
Tari Kolosal 1.000 Topeng pertama kali digelar pada perayaan Hari Jadi Sumenep ke-756 dengan menampilkan seribu penari dari berbagai kecamatan, lengkap dengan topeng beragam karakter dan warna. Pertunjukan yang diiringi musik tradisional dan tata cahaya memukau itu berhasil menyedot ribuan penonton hingga malam hari.
Menurut Bupati Fauzi, keberhasilan penyelenggaraan perdana tersebut menjadi dasar kuat untuk menjadikannya agenda tahunan tetap, tidak hanya sebagai atraksi wisata, tetapi juga sebagai simbol kebanggaan dan identitas kultural masyarakat Sumenep.
“Keberhasilan ini menjadi dasar kuat bagi Pemkab Sumenep untuk menjadikannya agenda tetap bukan hanya sebagai atraksi wisata, tetapi juga simbol kebanggaan dan identitas kultural masyarakat Madura bagian timur,” tutupnya.(*)












