Sampang, locusjatim.com — Suasana Lapangan Kantor Pemerintah Kabupaten Sampang terasa khidmat, Senin (10/11/2025), ketika ratusan peserta berdiri tegak mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan Nasional 2025. Upacara ini tak sekadar mengenang jasa para pejuang bangsa, melainkan menjadi momen refleksi untuk menyalakan kembali semangat perjuangan di era modern.
Bertindak sebagai inspektur upacara, Komandan Kodim 0828 Sampang Letkol Czi Dika Catur Yanuar Anwar menyampaikan pesan mendalam: perjuangan hari ini tak lagi di medan tempur, tetapi di medan pengabdian.
“Perjuangan kini tidak lagi dengan bambu runcing, melainkan dengan ilmu, empati, dan keikhlasan,” tegas Dandim Dika dalam amanatnya yang membacakan pesan Menteri Sosial Republik Indonesia.
Dalam amanat tersebut, Dandim Dika menegaskan bahwa semangat kepahlawanan harus terus hidup di setiap generasi. Para pahlawan, katanya, berjuang bukan demi diri sendiri, melainkan demi masa depan bangsa yang bahkan belum mereka kenal.
Menurutnya, ada tiga teladan utama yang diwariskan para pahlawan, yakni kesabaran, keberanian, dan keikhlasan.
“Mereka sabar menempuh ilmu, sabar menyusun strategi, dan sabar membangun kebersamaan di tengah keterbatasan. Setelah kemerdekaan diraih, mereka tidak menuntut balasan, tetapi kembali ke rakyat, mengajar dan membangun,” tambahnya.
Dandim Dika menekankan bahwa tantangan bangsa saat ini berbeda dengan masa lalu. Jika dahulu perjuangan dilakukan dengan senjata, kini pertempuran utama adalah melawan kebodohan, kemiskinan, dan ketidakpedulian sosial.
“Di masa kini, kehormatan tidak diukur dari jabatan, tapi dari seberapa besar manfaat yang bisa kita berikan untuk sesama,” ujarnya penuh makna.
Semangat itu, lanjutnya, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menitikberatkan pada penguatan ketahanan nasional, pembangunan manusia Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya.
Bagi Letkol Dika, peringatan Hari Pahlawan bukan hanya upacara tahunan, melainkan ajakan untuk menyalakan kembali api perjuangan dalam diri setiap warga negara.
“Kemerdekaan tidak jatuh dari langit. Ia lahir dari kesabaran, keberanian, dan keikhlasan,” tutupnya.(*)












