BeritaHeadline

Buah Lontar Karduluk Tembus Pasar Nasional, Pedagang Raup Cuan dari Aceh hingga Kalimantan

985
×

Buah Lontar Karduluk Tembus Pasar Nasional, Pedagang Raup Cuan dari Aceh hingga Kalimantan

Sebarkan artikel ini
Buah lontar desa karduluk
Salah satu pedagang buah lontar di desa karduluk dusun topoar desa karduluk. Foto: Rifki/locusjatim.com

Sumenep, locusjatim.com Buah lontar kini menjadi salah satu komoditas unggulan yang menggerakkan roda ekonomi masyarakat di Desa Karduluk, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep. Tak hanya laris di Madura, buah khas daerah tropis ini juga rutin dikirim ke berbagai wilayah di Indonesia.

Salah seorang pedagang buah lontar Habibi, mengungkapkan bahwa potensi usaha pengiriman buah lontar ke luar Madura kini semakin terbuka lebar. Meski menghadapi dinamika pasar, semangat untuk terus bertahan dan berkembang tetap ia jaga.

“Alhamdulillah, bisa dibilang ini potensi yang baik untuk usaha pengiriman buah lontar ke luar Madura. Tapi namanya usaha, pasti ada naik turunnya. Yang penting tetap putar otak untuk cari pembeli,” ujarnya, Minggu (09/11/2025).

Menurut Habibi, pengiriman buah lontar dapat dilakukan hampir setiap hari, bergantung pada permintaan pembeli. Dalam sepekan, setidaknya empat kali ia melakukan pengiriman dalam jumlah besar ke berbagai daerah di luar Madura.

“Kami bisa kirim ke Aceh, Pulau Jawa, Jakarta, Bali, sampai Kalimantan. Sekali pengiriman bisa tembus sampai 6.000 buah,” tambahnya.

Dia menerangkan, harga buah lontar pun cukup kompetitif, berkisar antara Rp2.000 hingga Rp5.000 per buah, tergantung pada kualitas dan musim panen. Saat musim melimpah, harga cenderung turun, sementara di luar musim, harga kembali naik.

Dari hasil penjualan tersebut, Habibi mengaku bisa memperoleh keuntungan bersih sekitar 50 persen dari total biaya keseluruhan setiap kali pengiriman. Keuntungan itu diperoleh berkat efisiensi biaya angkut dan jaringan pembeli tetap di berbagai daerah.

Bagi Habibi dan pedagang lainnya di Karduluk, usaha ini tidak sekadar soal untung rugi, melainkan juga tentang menjaga eksistensi buah lokal Madura di pasar nasional. Dengan pengelolaan yang baik dan jaringan pemasaran yang luas, buah lontar asal Sumenep diharapkan akan mulai dikenal di berbagai daerah Indonesia.

“Yang penting tetap semangat dan konsisten menjaga kualitas. Selama itu dijaga, insyaallah pembeli akan datang dengan sendirinya,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *