Jember, locusjatim.com – Kolaborasi lintas fakultas mahasiswa Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Melalui film pendek berjudul “Sekoper Penuh Do’a”, tim mahasiswa kampus hijau itu sukses meraih Gold Medal dalam ajang 3rd SeIBA International Festival 2025, yang digelar pada 30 September–4 Oktober 2025.
Film berdurasi singkat ini lahir dari kerja sama mahasiswa berbagai disiplin ilmu, yakni Muhammad Avan Difantara (Tadris IPA) sebagai Director of Photography sekaligus editor, Muhammad Rifqi Ahzami (Hukum Keluarga) sebagai sutradara dan penulis naskah, R. Muhammad Nabrizul Haq Hidayat (Pendidikan Bahasa Arab) sebagai aktor utama, Seif Aghil Maulana (PAI) sebagai aktor pendukung, serta Bagus Kurniawan (Komunikasi dan Penyiaran Islam) sebagai penata artistik dan properti.
Avan Difantara, yang menjadi motor teknis produksi, mengaku pencapaian ini lahir dari semangat kebersamaan dan tekad untuk terus belajar. Ia menceritakan bahwa seluruh proses pengambilan gambar hanya mengandalkan kamera ponsel, tanpa dukungan peralatan profesional.
“Kami tidak punya perlengkapan lengkap, tapi punya semangat yang sama untuk menuntaskan karya ini. Kolaborasi dari berbagai jurusan membuat film ini terasa hidup dan akhirnya bisa membawa pulang medali emas,” ujarnya, Minggu (11/10/2025).
Produksi “Sekoper Penuh Do’a” berlangsung cepat — hanya empat hari sejak ide digagas. Setelah pertemuan awal dan diskusi konsep pada 16 September 2025, tim melakukan observasi lokasi keesokan harinya. Syuting dilakukan di dua tempat sederhana: kontrakan sang sutradara dan Gedung FTIK UIN KHAS Jember, berlangsung dari sore hingga tengah malam. Editing pun dikerjakan dalam waktu satu hari sebelum dikirim ke panitia festival.
Film yang tayang perdana pada 3 Oktober 2025 itu mendapat sambutan hangat dari penonton internasional. Narasi yang sederhana namun menyentuh hati, dibalut humor ringan, menjadikan karya tersebut menonjol di antara peserta lain.
Sutradara Muhammad Rifqi Ahzami menyebut film ini sebagai refleksi kehidupan anak muda yang kerap berjuang mencari arti hidup di tengah tekanan.
“Kami ingin menampilkan cerita yang dekat dengan keseharian, tentang kegelisahan anak muda yang tetap berusaha menemukan harapan. Pesan moralnya sederhana: bahwa doa dan tekad bisa menjadi jalan keluar dari keterpurukan,” pungkasnya.(*)












