NASIONAL, locusjatim.com – Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) secara resmi telah menyatakan hengkang dari keikutsertaan pada gelaran perbukuan bergengsi dunia Frankfurt Book Fair (FBF) pada 18-20 Oktober mendatang.
Hal tersebut disampiakan oleh Ketua Ikapi Arsyi Hilman pasca Direktur penyelenggara FBF Juergan Boos terang-terangan melalui media sosial resminga menyatakan mengutuk tindakan Hamas yang menyerang Israel.
“Asosiasi Penerbit Indonesia (Ikapi) menolak sikap Pameran Buku Frankfurt untuk mendukung dan memberikan panggung yang lebih luas kepada Israel pada pameran tahun ini sambil menolak hak rakyat Palestina untuk kemerdekaan,” ujarnya melalui surat pernyataan resmi pada Senin (16/10/2023) kemarin.
Menurut Arsyi apa yang digaungkan oleh pihak FBF sangat berpihak dan merusak cita-cita dialog untuk membangun sikap saling pengertian.
“Berpihak dengan Israel sambil melupakan penderitaan rakyat Palestina seperti membaca satu buku saja agar Anda mengerti dunia,” dalam postingan Instagram resmi IKAPI @ikapipusat.
Selaras dengan pernyataan IKAPI di atas eberapa penerbit mayor di Indonesia juga menyatakan undur diri dari gelaran akbar tersebut.
Salah satunya Penerbit Haru Grup, yang secara tegas menyebut sikap FBF tidak sesuai dengan nilai yang mereka yakini.
“Penerbit Haru meyakini bahwa buku adalah pemantik diskusi dan festival adalah ruang dialog yang setara sebagai upaya untuk memahami satu sama lain. Pernyataan dan sikap Frankfurt Book Fair 2023 tidak sesuai dengan keyakinan kami tersebut,” dalam postingan Instagram @penerbitharu.
Tak hanya penerbit, para penulis pun angkat suara terkait sikap FBF yang secara sepihak membatalkan award penulis asal Palestina Adinia Shibli dengan judul bukunya Minor Detail.
Di antaranya ada penulis Bungkam Suara JS Khairen yang menyangsikan sikap penyelenggara pesta literasi akbar seperti FBF tak bisa memahami secara utuh makna literasi itu sendiri.
Menurutnya yang mengaku masih seorang penulis muda, menulis adalah membangun peradaban, sementara membaca adalah menghidupkan peradaban.
“Nah, orang-orang festival ini kok kayanya lupa ya cara membaca sejarah. Peradaban apa yang mau dibangun jika kehadiran karya sastra aja udah dibungkam,” ucapnya lewat video reels berdurasi 1 menit 18 detik di Instagram resminya @js_khairen.
Ia pun angkat topi pada penerbit maupun penulis-penulis yang secara sadar turun gunung menyuarakan boikot pada gelaran literasi tersebut.
“Buat para penulis dan penerbit Indonesia yg membatalkan diri ke sana, rispek pangkat 1000. Semoga jalan rezeki kalian terbuka lewat pintu2 lain,” tulisnya dalam kolom caption.