SUMENEP, locusjatim.com – Camat Guluk-guluk menduga teror api misterius di rumah Hairun, warga Desa Payadan Nangger beberapa waktu lalu bukan dikarenakan fenomana alam melainkan karena hal gaib.
Hal itu disampaikan oleh Kasi Konstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep Singgih Andi Purwoto saat diwawancarai melalu saluran WhatsApp, Kamis (12/10/2023).
“Pernyataan pak camat itu setelah di assessment beliau menyatakan ini bukan bencana alam bukan bencana non alam juga bukan fenomena alam tapi lebih ke kejadian gaib seperti itu,” ujarnya.
Hal tersebut ujar Singgih diperkuat dengan tidak ditemukannya zat-zat membahayakan yang mudah terbakar di lokasi, baik di rumah Harun tempat kejadian bermula maupun di kediaman anaknya saat ia mengungsi.
“Ngga ada (zat-zat yang mudah terbakar) seperti pernyataan Pak Camat setelah assessment,” tambahnya.
Selain zat-zat kimia, Singgih menyebut kalau fenomena El Nino yang saat ini terjadi juga bukan menjadi penyebab kemunculuan api misterius tersebut.
“Saya rasa sih enggak Mba (karena fenomena El Nino) soalnya kan kejadiannya cuma di rumah Pak haji Harun ini, ketika haji Hairun pindah, ia (api) ngikut,” ungkapnya.
Oleh sebab itu ujarnya, Camat Guluk-guluk juga memberikan doa-doa amalan kepada Hairun yang bisa dibaca dan diharapkan mampu menjaga rumahnya dari hal-hal berbau mistis yang tidak diinginkan.
Saran tersebut kata Singgih juga berdasarkan hasil temuan usai assessment yang dihadiri oleh beberapa pihak termasuk tokoh agama setempat.
“Beliau menyarankan untuk diadakan pengajian, terus membaca zikir, kebetulan Pak Hairun ini dikasih amalan sama pak Camat yang bisa dibaca setelah Magribh rumah itu dilindungi semalam, jadi kalo dibaca habis Subuh itu nanti seharian hingga Magrib itu dilindungin juga, gitu mba,” jelasnya.
Untuk saat ini pihaknya hanya mampu mengimbau korban untuk memberi laporan berkala kepada Kepala Desa agar ke depan jika kejadian serupa terjadi bisa segara diatasi.
“Untuk jaga-jaga kalau nanti membesarkan bisa langsung dipanggilkan damkar,” tandasnya.