Banyuwangi, locusjatim.com – Program gerakan makan telur, daging, dan minum susu yang digencarkan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani tidak hanya menargetkan peningkatan gizi anak-anak, tetapi juga memberi ruang bagi peternak lokal untuk berkembang.
Digelar di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Rogojampi, Rabu (24/9/2025), kegiatan tersebut menyasar 500 siswa TK dan SD di sekitar Kecamatan Rogojampi. Ipuk menegaskan, program ini bukan sekadar kampanye kesehatan, melainkan upaya membangun ekosistem pangan sehat yang bersumber dari potensi lokal.
“Kegiatan ini sebagai bentuk kampanye kepada masyarakat. Mengajak semuanya, sekolah, orang tua, dan pihak terkait untuk sadar terhadap gizi anak-anak kita,” ujar Ipuk.
Dalam kesempatan itu, Ipuk bahkan duduk bersama anak-anak sambil meminum susu segar hasil peternakan Banyuwangi. Menurutnya, perubahan iklim yang membuat cuaca tidak menentu menuntut masyarakat lebih waspada, salah satunya dengan memperhatikan asupan bergizi.
“Obat terbaik bagi mereka adalah asupan gizi seimbang,” tegasnya.
Bupati Ipuk juga mengingatkan agar orang tua tidak menganggap susu sebagai barang mahal, sebab Banyuwangi memiliki peternak sapi perah maupun ayam petelur yang mampu menyediakan kebutuhan dengan harga terjangkau. “Peternak telur dan sapi perah juga membutuhkan penyaluran. Program ini mudah-mudahan menguntungkan peternak sekaligus menyehatkan anak-anak kita,” imbuhnya.
Plt. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Banyuwangi, Ilham Juanda, menambahkan bahwa program ini sebenarnya telah berjalan cukup lama, bahkan sebelum pemerintah pusat menggulirkan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Sebelum itu (MBG), Ibu Bupati sudah meluncurkan program Gizi untuk Banyuwangi,” kata Ilham.
Ia menegaskan, ketersediaan produksi lokal menjadi kunci kesuksesan program ini. Populasi ayam petelur di Banyuwangi saat ini mencapai 1.390.710 ekor dengan rata-rata produksi 820,76 ton telur per bulan.
Dengan dukungan peternak lokal, program gizi ini diproyeksikan berkelanjutan, menyehatkan generasi muda sekaligus menguatkan ekonomi Banyuwangi dari sektor pertanian dan peternakan.
“Begitupun populasi sapi perah di Banyuwangi terus meningkat dan rata-rata produksi mencapai 50 ton per hari,” tutupnya.(*)












